Bab 594
Aku refleks berteriak. Di saat yang sama, aku mendengar Hera juga berseru, "Berhenti!"
Sambil berseru, Hera sudah berlari mendekat. Dia mulai bertarung dengan kedua pria itu.
Aku baru tahu bahwa Hera juga menguasai seni bela diri. Setiap gerakannya sangat tajam dan akurat. Dua pria tadi terpaksa melepaskanku untuk menghadapinya.
Aku mematung dengan mulut melongo. Untuk sesaat, aku sampai melupakan ketakutanku.
Beberapa detik berikutnya, aku segera tersadar. Aku buru-buru berlari masuk ke dalam vila.
Bukan untuk bersembunyi, tetapi untuk mengambil tongkat bisbol di dalam. Aku bisa menggunakan tongkat itu untuk menghajar musuh.
Aku tidak memiliki keterampilan bela diri seperti Hera, tetapi aku cukup kuat. Aku tidak mungkin membiarkan Hera melawan dua pria sendirian, sementara aku hanya berdiam diri.
Mungkin karena pengaruh amarah terpendam di dalam hati, aku mengerahkan segenap tenaga setiap kali aku mengayunkan tongkat, memaksa kedua pria itu untuk melawanku juga.
Mereka berusaha merebu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda