Bab 557
Sensasi terbakar di tenggorokan menyebar ke hatiku. Di tengah diamnya Mario, aku berkata, "Aku nggak mau mengganggu acaramu memilih cincin, sampai jumpa!"
Usai berkata begitu, aku langsung memutus panggilan dengan tegas.
Aku mematikan telepon dengan segenap kekuatanku, seolah-olah jari-jariku juga ikut hancur bersama panggilan itu.
Aku berdiri mematung hingga Reynard kembali menghampiriku.
Melihat sosoknya yang kian mendekat, aku buru-buru menunduk dan bergegas melangkah ke lift. Saat melewati Reynard, aku berkata, "Tunggu di sini, aku kemas barangku dulu."
"Aku akan menemanimu," sahut Reynard.
"Nggak perlu, aku bisa pergi sendiri," tolakku dengan keras sambil mempercepat langkah.
Namun, Reynard masih mengikuti langkahku. "Kamu kenapa?" tanyanya.
Dia menyadari keanehanku.
Hatiku sudah begitu sedih. Begitu ditanya, aku hampir tidak bisa menahan diri untuk menangis di tempat.
Namun, aku tahu aku tidak boleh melakukannya. Aku tidak bisa membiarkan Reynard melihat kerapuhanku.
Saat memutus
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda