Bab 392
Entah kapan ponselku berhenti berdering. Yang jelas saat Mario menggendongku kembali dari kamar mandi ke ranjang, seluruh tubuhku terasa lemas, bahkan tulang-tulangku terasa seperti hilang kekuatan.
Aku terlalu lelah, sampai-sampai tidak ingin membuka mata. Aku meringkuk di dalam selimut dan langsung tertidur.
"Istirahatlah sebentar. Nanti aku buatkan bubur untukmu," kata Mario dengan suara serak rendahnya yang terdengar di telingaku.
Aku hanya menggumam pelan sebelum tenggelam ke alam mimpi.
Namun, di tengah-tengah tidur yang setengah sadar itu, aku terus mendengar ponselku berdering.
Namun, aku tidak ingin bergerak, dan rasanya berat sekali untuk membuka mata. Aku mencoba meraba ke samping, tetapi tempat tidur di sebelahku kosong.
"Mario, Mario ... " panggilku.
Mario datang dengan langkah tergesa-gesa, lalu menundukkan tubuhnya dan bertanya, "Ada apa?"
Mataku masih terpejam. "Ponselku berisik banget."
"Hmm?" Sepertinya dia tidak mendengar jelas apa yang kukatakan.
"Ponselnya berisik.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda