Bab 376
Mario tidak bertanya apa-apa, lalu berhenti sejenak.
Namun, aku segera berkata, "Nggak apa-apa. Ayo naik ke atas."
Dalam kegelapan, aku menunduk, dan bayangan seseorang di samping mobil tadi melintas di pikiranku.
Aku mengira dia tidak tahu aku tinggal di sini. Lagi pula tempat ini akan segera digusur. Ternyata dia tahu, bahkan dia masih datang juga.
Namun sekarang, apa gunanya?
Langkah Mario sangat lebar. Tiap langkah kakinya, dia menaiki dua anak tangga sekaligus.
"Buka pintunya." Suara Mario terdengar sedikit terengah-engah.
Aku mengeluarkan kunci dan membuka pintu. Begitu kami masuk, dia langsung meletakkanku di atas lemari sepatu, lalu menatapku.
Dalam gelap, matanya bagaikan lautan luas di malam hari, dalam dan penuh misteri, seolah-olah siap menghisapku masuk kapan saja.
Aku menelan ludah. Belum sempat aku mengatakan apapun, dia sudah menciumku.
"Everly, kali ini terserah padamu. Lakukan apa pun yang kamu inginkan," kata Mario sambil melepas jaketnya dan mengendurkan kerah kemej
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda