Bab 366
Austin berhenti dan memandangku dengan tatapan terkejut.
Aku pun menyadari bahwa sikapku tadi terlalu terburu-buru, jadi segera menjelaskan, "Aku nggak bermaksud apa-apa. Aku cuma ... "
"Oke!" sela Austin.
"Sebelum kecelakaan itu, dia sangat ceria dan suka berteman. Kalau kamu datang menjenguknya, dia pasti akan merasa senang," ucap Austin. Namun, kali ini dia tidak menatapku, seolah-olah sedang berbicara dengan dirinya sendiri.
Melihatnya seperti itu, aku benar-benar merasa kasihan.
"Kak, ikut aku," ujar Austin sambil melanjutkan langkahnya.
Aku menatap punggungnya yang tinggi dan tiba-tiba merasa bahwa ada beban berat yang dipikulnya. Pundaknya terlihat sangat berat, seakan-akan dia membawa banyak utang emosional.
Austin membawaku ke bangsal perawatan khusus yang hampir sama dengan bangsal VIP. Lingkungannya sangat baik, tentu biayanya juga tidak murah. Dari sini, aku bisa menebak bahwa wanita yang berbaring di sini pasti berasal dari keluarga yang cukup berada.
Saat tiba di depan pi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda