Bab 365
Sebenarnya tidak ada masalah besar antara aku dan Mario. Hanya saja, aku masih merasa tidak nyaman dengan kebohongannya. Namun, hal ini tidak bisa kuceritakan pada Alice.
Alice punya masalah jantung. Dia juga sangat sensitif dan mudah berpikir secara berlebihan.
"Nggak, kok," jawabku sambil tersenyum. Aku melanjutkan, "Kamu sendiri lihat, aku dan kakakmu baik-baik saja."
Alice menatapku dengan matanya yang jernih. Tatapan itu membuatku sedikit enggan untuk menatap balik, seolah-olah kalau aku menatapnya terlalu lama, aku akan mengotori kepolosannya.
Aku pun mengangkat tangan untuk menutupi pandangannya, lalu menegaskan, "Benaran nggak. Kalau nggak percaya, nanti kamu bisa tanya kakakmu."
Alice memeluk lenganku dan menyandarkan kepalanya di pundakku. Gadis itu berujar, "Kak Chloe, kalau kakakku melakukan kesalahan, kamu boleh pukul atau marahi dia. Tapi, jangan tinggalkan dia, ya."
Nada bicaranya terdengar lemah, seperti sedang memohon. Aku pun mengusap kepalanya pelan sebelum membalas,
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda