Bab 341
"Baguslah kalau begitu." Saat ini aku sangat berterima kasih pada Nico. Sungguh tidak kusangka, dia akan begitu berdedikasi.
Mendapatkan kesempatan untuk dioperasi sendiri oleh profesor sehebat dia saja sudah merupakan keberuntungan besar. Namun, dia masih begitu perhatian tentang masalah donor jantung.
Aku tahu ini karena Freya.
"Apa ada informasi kapan donor jantung yang baru bisa didapatkan?" tanyaku lagi.
Mario menyahutku sambil mengernyit, "Belum bisa dipastikan."
Aku memandang koridor rumah sakit yang bersih tetapi terkesan dingin. "Apa saran Profesor Nico? Apa Alice harus tetap diopname di rumah sakit? Atau boleh rawat jalan saja?"
"Rawat jalan saja. Karena kondisi tubuhnya, Alice hampir nggak pernah keluar desa, apalagi datang ke Bawhana. Aku ingin membawanya jalan-jalan," ucap Mario.
Aku setuju dengan keputusannya. Alice bahkan baru pertama kali minum kopi dan teh susu. Hal ini menunjukkan betapa dia sangat terasing dari dunia luar yang penuh warna.
Meskipun dia pernah membaca
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda