Bab 244
"Ada apa?"
"Mario!"
Kami berdua berseru hampir bersamaan.
"Kamu bilang, hari ini kamu mau pergi, 'kan? Ke mana?" tanyaku dengan napas tersengal.
Mario menatapku dengan kening berkerut setelah melihatku tiba-tiba turun dari mobil dan berlari ke arahnya. Namun, sejurus kemudian, dia tersenyum. "Kenapa? Kamu takut aku kabur?"
Gurauannya membuat pipiku memerah. Aku pura-pura marah dan bertanya lagi, "Jawab saja, kamu mau ke mana."
"Sekarang aku nggak jadi pergi," jawab Mario.
Keningku berkerut. "Lo, kenapa?" tanyaku.
"Tadinya aku memang mau pergi soalnya pekerjaanku di sini sudah selesai dan nggak ada yang membuatku ingin tinggal. Tapi, sekarang berbeda," kata Mario sambil mendekat ke arahku dan membungkukkan tubuhnya sedikit. "Pacarku ada di sini."
Hatiku tergelitik dan tubuhku terasa seperti terkena aliran listrik. Tanpa pikir panjang, aku mundur selangkah dan berbalik.
Namun, sebelum aku sempat menjauh, Mario menangkap pergelangan tanganku dan menarikku ke pelukannya.
Dagunya digesekkan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda