Bab 231
Ponsel yang tadinya terus berdering juga tiba-tiba berhenti.
Untuk sesaat, hanya terdengar suara api di kompor dan suara detak jantung kami yang berpacu liar.
Dengan jarak sedekat itu, napasku dan napasnya seakan-akan saling terjalin. Aku melihat api hasrat di dalam mata Mario.
Aku mendapat firasat bahwa sesuatu akan terjadi.
Tok, tok!
Terdengar suara ketukan pintu, lalu disusul suara Clara bertanya, "Klein, apa kamu boleh tolong periksa saluran air di apartemenku? Aliran airnya lambat sekali!"
Mario segera menarik mundur tubuhnya yang hampir menempeli tubuhku. Aku pun memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur dan duduk di sofa.
Tak lama kemudian, Mario keluar dari dapur dan pergi membuka pintu. Dia berucap, "Ayo, Tante Clara. Biar aku periksa."
"Oke, oke." Clara melirik ke dalam apartemen dan melihatku. Dia berkata dengan sopan, "Chloe, aku pinjam Kleinmu sebentar, ya?"
Haha.
Dia sengaja menggodaku ...
Namun, aku juga sengaja membalasnya, "Tolong cepat dikembalikan, Tante Clara."
"Haha!
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda