Bab 227
Aku memikirkan kontrak itu dan berkata, "Kematian ayahmu seharusnya disebabkan oleh ayahku. Hanya aku yang bisa menyelidiki hal ini sampai tuntas."
Mario menatapku. "Apa kamu mengetahui sesuatu?"
"Gimana denganmu? Kenapa kamu mau mencari Stephen? Kenapa kamu mencurigainya?" tanyaku balik pada Mario.
Dia berdiri dan menghampiri jendela. Sosoknya yang tegap dan tinggi besar memberi kesan seolah-olah dia sanggup menahan langit yang runtuh.
Aku menatapnya sejenak, lalu menaruh cangkir tehku dan berjalan mendekatinya. "Mario, aku yakin kamu juga sudah mengetahui sesuatu. Aku tahu kamu nggak ingin melibatkan aku dalam masalah berbahaya ini. Tapi, hal ini berhubungan dengan orang tuaku, aku nggak mungkin diam saja."
Aku memandang bulan di luar jendela dan melanjutkan, "Aku nggak sebodoh itu, aku bisa jaga diri. Lagi pula, bukannya kamu ada di sisiku?"
Mario melirikku. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Kamu nggak berubah dari kecil, tetap keras kepala."
Kata-katanya membuatku tersenyum. Aku
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda