Bab 167
Aku juga tidak bertanya siapa wanita di sampingnya. Dari penampilan dan riasannya, sudah jelas bahwa dia bukan pacar serius Kak Michael, dan hanya sekadar "tamu" dalam kehidupannya.
Setelah Kak Michael pergi, aku melihat bahwa es krimku sudah habis dimakan oleh Mario.
"Kita cari makanan lain," ucap Mario tanpa segan.
Aku menggertakkan gigiku dan berkata, "Oke."
Mario membawaku ke sebuah warung mi ayam dan memesan dua porsi. Kali ini dia tidak merebut makananku. Mungkin karena ini panas.
Ternyata dia bukan tidak suka es krim, hanya tidak ingin aku makan terlalu banyak.
Meskipun dia pria yang brengsek, dia benar-benar peduli padaku.
Setelah makan mi ayam, kami melanjutkan berjalan. Kami melihat toko yang menjual anak anjing dan kucing, juga toko bunga dan tanaman.
Akhirnya, aku membeli dua pot bunga untuk Mario. "Kamar kamu terlalu sepi. Aku kasih bunga ini biar lebih hidup."
"Kenapa seorang pria dewasa seperti aku kurang hidup?"
Kalau tidak, mungkin di dunia ini tidak ada yang namanya p
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda