Bab 166
Aku makan es jelly.
Itu adalah makanan favoritku.
Mario menatap es jelly yang kupesan sambil mengangkat alisnya.
"Kenapa? Kamu nggak suka?" tanya aku dengan sengaja.
"Anak gadis nggak boleh makan ini terlalu banyak. Nggak baik untuk kesehatan," kata Mario memberi jawaban.
Aku tersenyum, "Pak Mario paham juga tentang wanita, ya? Kamu yakin belum pernah berpacaran sebelumnya?"
"Belum," jawab Mario dengan tegas.
Aku mengerutkan bibir tidak percaya pada ucapannya.
"Aku punya seorang adik perempuan, jadi aku tahu sedikit tentang pengetahuan fisiologi perempuan," kata Mario yang membuatku langsung berhenti mengunyah.
Dia punya adik perempuan?
Namun, dia tidak pernah menyebutkan tentang hal itu.
Tiba-tiba, aku teringat sebuah lagu, "Kamu punya berapa banyak adik perempuan?"
Seolah-olah dia bisa membaca pikiranku, Mario langsung menjelaskan, "Adik perempuan kandung, satu ayah, satu ibu."
Aku mengalihkan pandanganku padanya sambil menyuap es jelly, "Kamu nggak pernah menyebutkan itu sebelumnya.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda