Bab 117
Namun, biasanya pria itu sangat baik padaku. Lagi pula, dengan latar belakang militer dan karakternya yang jujur, dia tidak mungkin memperlakukan Darcy secara berbeda.
Aku memikirkannya sejenak. Setelah lewat dua puluh menit, aku baru pergi ke kamar Mario.
Kemungkinan dia memintaku menunggu sepuluh menit supaya dia sempat mandi dan berganti pakaian.
Sesuai dugaanku, rambut Mario masih basah saat dia membuka pintu. Dia sudah berganti ke pakaian longgar dan kakinya beralaskan sandal hotel.
"Masuklah," ucapnya singkat.
Mataku langsung tertuju pada laptopnya yang terbuka. Aku mendekat ke sana dan langsung bertanya, "Ada masalah apa lagi?"
"Dokumennya aku taruh di desktop, coba buka dan periksa," ucap Mario, tepat ketika ketel mendidih.
Aku duduk dan membuka desktop laptopnya. Kukira sesuai kepribadiannya, desktopnya akan rapi. Namun, dugaanku salah, desktopnya penuh dengan dokumen dan materi yang berantakan.
Untungnya aku tidak mengidap trypophobia, kalau tidak aku pasti sudah pingsan.
Dih
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda