Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 6 Memintanya Minta Maaf

Pria itu adalah Bernard. Teks dalam fotonya: [Sangat bahagia bisa merayakan ulang tahun bersama orang yang dicintai.] Cincin berlian yang selama ini dia nantikan kini melingkar di jari wanita lain. Pria yang dia cintai sepenuh hati pun kini berada di sisi wanita lain. Dia tidak ingin terus merendahkan dirinya lagi. Karena mereka saling mencintai, maka dia, Chyntia Santoso, akan mendukung mereka. Dia menutup ponselnya dan menyeka air mata yang mengalir di sudut matanya. "Putus. Kali ini, aku ingin mengakhiri semuanya dengan bersih. Aku nggak akan lagi terlibat dengannya dalam hal apa pun." Perusahaan Bintang Media di Hayana. Bernard semalaman tidak bisa tidur nyenyak. Berkali-kali dia mengambil ponselnya, tetapi tidak menerima satu pun pesan balasan dari Chyntia. Pagi-pagi sekali dia datang ke kantor, hanya untuk mendengar bahwa Chyntia mengambil cuti setengah hari, membuat suasana hatinya makin buruk. Hingga sore, ketika dia mendengar bahwa Chyntia sudah masuk kerja, perasaannya agak membaik. Menurutnya, Chyntia tetap harus datang untuk meminta maaf kepadanya. Namun, jika Chyntia berani mempermainkannya, maka wanita itu harus siap menerima hukuman. Chyntia pulang ke rumah, mengganti pakaian, lalu makan siang bersama Mona sebelum datang ke kantor. Namun, dia tidak pergi menemui Bernard, melainkan langsung menuju kantor direktur untuk menyelesaikan pekerjaan yang dia ambil alih. Terdengar ketukan di pintu. Tanpa mengangkat kepala, Chyntia berkata, "Masuk." Dengan ekspresi dingin, Bernard mendorong pintu, diikuti Susan di belakangnya yang melangkah kecil seperti seorang istri yang penurut. Melihat Chyntia tidak menyambutnya seperti biasanya, kemarahan Bernard yang baru saja mereda kembali berkobar. Dia melangkah cepat ke meja kerja Chyntia, mengetuk dua kali. "Ada keperluan apa?" Melihat Chyntia sama sekali tidak menunjukkan sikap menyesal, Bernard merampas pena dari tangannya dan melemparkannya keras-keras ke lantai. "Kamu datang ke kantor, kenapa nggak cari aku untuk minta maaf?" "Apa kesalahan yang kulakukan sampai harus minta maaf padamu?" "Kamu! Kemarin kamu memukul Susan. Bukannya seharusnya kamu minta maaf?" Bernard berkata dengan marah. Dia menunggu begitu lama di kantor, tetapi batang hidung Chyntia tidak terlihat. Sekarang, wanita ini malah menjawabnya dengan begitu percaya diri. Chyntia hampir tertawa karena marah. Dia memandang Susan yang berdiri di belakang Bernard, lalu bertanya, "Apa aku perlu minta maaf padamu?" Susan berkata dengan nada lemah, "Nggak perlu, itu salahku. Asalkan Kak Chyntia nggak marah, aku dipukul juga nggak apa-apa." Chyntia mendengus dan memandang Bernard dengan tatapan dingin. "Dengar nggak? Dia juga tahu bahwa merusak hubungan orang lain itu salah, jadi wajar jika dia dipukul. Satu tamparan dariku masih terlalu ringan." Wajah Susan agak berubah. Sejak kapan Chyntia menjadi setegas ini? Sebelumnya, di depan Pak Bernard, dia selalu diam meskipun diperlakukan tidak adil. "Chyntia, sebenarnya apa yang membuatmu marah?" "Apa aku juga membuat Pak Bernard marah hanya karena menandatangani dokumen?" Melihat sikapnya yang acuh tak acuh, Bernard menahan kemarahannya. "Aku akan mengatakan ini untuk terakhir kalinya. Tadi malam, aku cuma membantu Susan merayakan ulang tahun, hanya itu." Hanya itu? Bernard telah menghancurkan harapan Chyntia selama tiga tahun untuk dilamar! Pria ini bahkan memasangkan cincin lamaran itu ke tangan gadis lain di hadapannya! Dia terluka semalaman, tetapi hingga saat ini Bernard bahkan tidak bertanya tentang keadaannya. Apakah dalam hati Bernard masih menganggapnya pacar? Namun, sekarang Chyntia sudah tidak peduli lagi. "Kamu nggak perlu menjelaskan. Aku sudah nggak peduli." Tidak peduli? Omong kosong! Bernard merapikan lengan bajunya. "Baiklah, kalau kamu nggak peduli, berikan ruang kantor ini untuk Susan. Lokasinya dekat dengan ruangan presdir, jadi lebih memudahkan dia mengantarkan dokumen."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.