Bab 8
Serina memandang Sandara dengan tenang sambil berkata, "Pulang."
"Membosankan sekali langsung pulang. Malam ini, untuk merayakan kembalinya kamu ke Madelinne dan perceraianmu, aku telah memesan meja di Klub Phantom. Aku dengar ada sekelompok model pria yang baru datang, aku akan membawamu untuk melihat-lihat!" kata Sandara dengan semangat.
Sandara tersenyum sambil mengangkat alisnya dengan sangat semangat juga gembira.
Saat melihat para model tersebut, Serina merasa dirinya mungkin akan langsung menerkam mereka.
Serina menatap Sandara sambil menyeringai dan berkata, "Apakah kamu ingin aku yang melihatnya atau kamu ingin melihatnya sendiri?"
Sandara tidak merasa canggung sedikit pun karena niatnya ketahuan. Dia mendekati Serina, merangkul lehernya, lalu berkata, "Sayang, kita berdua sama saja! Lagipula, sebelumnya kamu selalu menyukai Aldi, pasti itu karena belum melihat keindahan dunia ini!"
"Ikutlah dengan kakakmu ini malam ini, kamu pasti akan puas. Besok pagi, kamu bahkan mungkin akan melupakan siapa itu Aldi!"
Serina tidak tahan dan tertawa pelan, lalu berkata, "Baiklah, nikmati saja kesenangan seperti itu sendiri, aku tak tertarik."
Melihat Serina hendak pergi, Sandara segera meraih lengannya sambil berkata, "Bukankah kamu di rumah juga tak ada kerjaan? Temani aku saja! Kamu juga akan bercerai, apakah kamu masih ingin mempertahankan dirimu untuk Aldi?"
Serina tidak punya pikiran seperti itu. Namun melihat Sandara sepertinya tidak akan berhenti sampai dia pergi bersamanya, dia tidak punya pilihan selain mengangguk tanpa daya.
"Aku katakan di awal, ya, ini yang pertama dan terakhir," kata Serina.
Sandara langsung tertawa sambil berkata, "Aku mengerti, ayo cepat pergi dan makan malam dulu!"
Setelah makan malam, keduanya pergi ke klub. Begitu mereka masuk, suara memekakkan telinga terdengar di telinga mereka. Di bawah lampu warna-warni, orang-orang di lantai dansa berputar-putar sambil berteriak.
Sandara langsung membawa Serina ke lantai 2. Klub ini memiliki dua lantai, lantai pertama adalah lantai dansa dan bar, sementara lantai dua memiliki ruang pribadi juga ruang transparan.
Ruang transparan umumnya digunakan bagi tamu untuk menonton orang-orang menari di lantai dansa di lantai satu. Kekurangannya adalah privasi yang kurang memadai, apa yang dilakukan orang di dalam dapat dilihat dari luar.
Sandara dan Serina memasuki ruang VIP di bawah arahan pelayan. Tidak lama kemudian anggur serta para model pria yang mereka pesan pun tiba.
Melihat dua model pria tampan di depannya, Sandara memandang Serina sambil berkata dengan wajah bangga, "Serina, aku tak berbohong padamu, 'kan? Yang mana yang kamu suka? Aku akan memilih setelah kamu selesai memilih."
Klub Phantom memiliki model pria yang hanya menemani tamu minum, tidak tampil di atas lantai dansa. Setiap orang di sini memiliki beberapa keterampilan, seperti menyanyi, menari atau melakukan sulap.
Serina melirik dua orang di depannya dengan tatapan ringan, lalu tersenyum sambil berkata kepada Sandara, "Bagaimana kalau keduanya untukmu saja? Sepertinya kamu menyukainya."
"Tak bisa gitu, kita ingin berbagi kebahagiaan. Ayolah, orang yang paling dekat denganmu akan menemanimu dan orang yang dekat denganku akan menemaniku!" jawab Sandara.
Kedua model pria itu juga sudah sangat mengerti. Begitu Sandara selesai berbicara, mereka berjalan menuju Sandara serta Serina lalu duduk.
"Siapa nama nona muda ini? Namaku Bennie. Apakah aku perlu melakukan sesuatu?" tanya model pria itu.
Bennie melihat Serina sambil tersenyum, dia juga merasa sangat bersemangat. Dia belum pernah bertemu dengan tamu secantik ini sebelumnya, sepertinya kecantikan Serina juga cantik alami. Malam ini, dia benar-benar mendapatkan keuntungan besar.
Jika setiap pelanggan adalah wanita cantik seperti Serina, kalaupun harus tampil di atas panggung pun Bennie juga bersedia.
Serina memandang Bennie sekilas, lalu dengan nada acuh tak acuh berkata, "Kamu tak perlu melakukan apa pun, duduk saja di sini dengan tenang."
Serina benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi situasi seperti ini, dia menyesal menyetujui ajakan Sandara.
Bennie tertegun sejenak, dengan kilatan keterkejutan di matanya.
Namun, dia telah menerima pelatihan profesional dan dengan cepat dapat kembali tenang. Dia tersenyum lalu berkata, "Kalau begitu izinkan aku menyanyikan sebuah lagu untukmu. Aku bisa menyanyi dengan cukup baik."
Serina mengangguk sambil berkata, "Oke."
Bennie segera memilih lagu, suara musik yang merdu pun segera terdengar di dalam ruangan.
Di seberang Serina, Sandara sudah memberi makan buah kepada model prianya, sehingga wajah Serina sedikit memanas. Dia segera berhenti berbicara lalu mendengarkan Bennie bernyanyi dengan serius.
Ketika Ferry Bernard melewati ruangan Serina serta Sandara, dia tidak sengaja melihat ke dalam. Seketika, terpancar keterkejutan dari matanya.
Selain Keluarga Drajat dan Keluarga Barata, Keluarga Bernard juga mengetahui pernikahan tersembunyi Serina dengan Aldi.
Hanya saja, Aldi tidak pernah membayangkan bahwa Serina, yang selalu taat pada aturan dan sopan akan datang ke klub seperti ini.
Ferry tanpa sadar menyeringai, sepertinya dia akan menikmati pertunjukan yang menarik ini.
Ferry mengalihkan pandangannya lalu segera masuk ke ruangan di sebelah. Begitu membuka pintu, suara tawa Albert Adalom, lalu dia berkata, "Ferry, kamu terlambat setengah jam, hari ini kamu yang bayar, ya!"
Selain Alex dan Terry Shalom di dalam ruangan itu juga ada Aldi. Dia memiliki aura dingin dan sedang minum dengan wajah muram.
Kecuali Aldi, Albert dan Terry sedang duduk di samping seorang wanita cantik yang mengenakan pakaian seksi.
Ferry menutup pintu sehingga suara musik yang memekakkan telinga di luar pun sedikit teredam. Kemudian, dia berjalan ke arah teman-temannya lalu duduk. Dia melirik ke arah Aldi sambil berkata, "Apakah kamu tahu siapa yang baru saja aku lihat di luar?"
"Siapa?" tanya Aldi.
Albert tampak tertarik lalu berkata, "Mantan pacarmu yang memalsukan hasil tes kehamilan setelah putus dan ingin menikah denganmu?"
Ferry selalu suka bersenang-senang, tidak disangka kali ini dia mendapat masalah, terjerat dengan seorang artis yang penuh tipu muslihat. Kini, dia dipaksa oleh ibunya untuk menjalani kencan buta untuk menemukan istri yang sesuai. Demi menghindari tekanan perjodohan tersebut, dia sudah menginap beberapa hari di kantor.
Ekspresi wajah Ferry berubah menjadi suram, lalu dengan nada kasar dia berkata, "Albert, diam saja kalau tak bisa berkata yang lebih penting!"
Namun senyum di wajah Albert semakin lebar, dia pun berkata, "Siapa yang kamu lihat? Jangan membual terus! Kamu datang terlambat, tak menyuruhmu minum tiga gelas saja sudah baik, jangan banyak omong kosong."
"Kamu tak akan percaya kalau aku memberitahumu. Aku melihat istri Aldi," kata Ferry.
Saat Ferry selesai berbicara, Aldi berhenti minum lalu menatap Ferry dengan tatapan dingin.
"Kamu yakin?" tanya Aldi.
Ferry mengangguk dengan ekspresi senang, "Serina datang bersama temannya, keduanya bahkan memesan seorang pria. Saat aku lewat, dia sedang menatap pria itu sambil bernyanyi. Aldi, sepertinya mukamu berwarna ...."
Sebelum Ferry bisa mengatakan apa pun, Aldi meletakkan gelas anggurnya di atas meja, berdiri lalu berjalan cepat keluar ruangan.
Keren sekali!
Serina bukan hanya mengajukan cerai lalu memblokirnya, tetapi dia juga berani datang ke klub untuk mencari model pria. Dia menjadi makin berani!
Ferry memandang punggung Aldi dengan bingung, lalu menoleh ke arah Albert dan Terry sambil berkata, "Dia bukannya suka Merina? Kena reaksinya berlebihan saat mendengar Serina ditemani pria?"
Albert mengangkat bahu sambil berkata, "Walaupun dia tak suka Serina lagi, mereka tetaplah suami-istri. Istrimu secara terang-terangan membohongimu. Bisakah kamu menerimanya kalau itu kamu?"
Menurut Albert, perilaku Aldi tidak ada hubungannya dengan menyukai Serina atau tidak. Ini hanya tentang tidak tahan melihat istrinya berselingkuh dengan pria lain.
Terry di sampingnya menyipitkan mata. Tangannya yang tergantung di sisinya tanpa sadar menegang dan dia langsung meneguk habis isi gelasnya.
"Omong-omong, apa kamu tahu siapa teman Serina tadi? Kamu akan terkejut kalau aku memberitahumu!"
"Siapa?" Albert agak tidak tertarik.
"Sandara!" jawab Ferry.
Mendengar ini, wajah Albert menjadi sangat suram dan dia menggertakkan gigi dan berkata, "Siapa katamu?"
"Sandara, orang yang keluarganya bangkrut beberapa tahun lalu, kita sering berpesta bersama, kenapa?" kata Ferry.
Albert mencibir lalu berkata kata demi kata, "Tak apa-apa, aku hanya bertanya."
Setelah berbicara, Albert memeluk wanita cantik di sebelahnya, mengambil swafoto dengan ponselnya, lalu mempostingnya di akun sosialnya.
Kilatan kejutan muncul di mata wanita cantik itu, lalu dia menatap Albert dengan tatapan penuh kasih sayang.
"Tuan Albert, apa yang kamu lakukan?" tanya wanita itu.
Albert memandangnya dengan dingin sambil berkata, "Jangan salah paham, aku hanya ingin seseorang melihatnya."
Wajah wanita cantik itu menjadi pucat, dia tahu bahwa Albert sedang kesal.
Aldi pun keluar dari ruangan. Setelah melihat ke sekitar, dia memang melihat Serina di sebuah ruangan kaca. Dia melihat Serina sedang memberi buah kepada seorang pria di sebelahnya, jari-jarinya yang halus dan putih hampir menyentuh bibir pria itu. Api kemarahan di dalam hati Aldi langsung berkobar lebih besar.
Di dalam ruang kaca, Sandara memperhatikan bahwa Serina selalu kurang tertarik, jadi dia menyarankan agar mereka bermain jujur atau tantangan bersama.
Serina kalah dan Sandara memintanya untuk memberi makan buah kepada model pria di sebelahnya.
Saat dia memasukkan buah di tangannya ke dalam mulut model pria, pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan suara marah yang menusuk tulang terdengar dari arah pintu.
"Serina!"