Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 3

Zane? Bagaimana ceritanya dia bisa ada di tempat seperti ini? Kantor Catatan Sipil adalah tempat orang mengurus pernikahan dan perceraian. Jadi, apa yang dilakukan Zane di sini? Sepertinya pria itu memang sudah memiliki kekasih. Kalau begitu, Siena akan membiarkan kejadian semalam menjadi rahasia yang akan terkubur di dalam hatinya selamanya. Dengan tubuh tinggi dan jas hitamnya, Zane tampak sangat dingin dan angkuh. Tatapan matanya yang agak menyipit pun membuat orang lain tidak berani untuk menatapnya. Siena pun merasa takut pada Zane. Jadi, ketika Zane mendekat, dia buru-buru menjauh. Dia bahkan menyembunyikan wajahnya agar tidak terlihat oleh Zane. Namun, setelah beberapa saat, dia sadar bahwa dirinya sepertinya tidak perlu menyembunyikan diri. Karena tadi malam kondisi ruangan sangat gelap, mungkin Zane tidak melihatnya dengan jelas. Kemudian, Zane melewati Siena tanpa menoleh sedikit pun. Siena pun langsung menghela napas dengan lega. Ternyata Zane memang tidak menyadari bahwa wanita yang bersamanya tadi malam adalah dirinya. Setelah berjalan beberapa langkah melewati Siena, Zane tiba-tiba bertanya pada asistennya, "Apa aku kelihatan menakutkan?" Alan menggaruk belakang kepalanya dengan canggung, lalu menjawab dengan ragu-ragu, "Tentu saja nggak, Pak Zane. Anda kelihatan sangat tampan dan menawan. Siapa bilang Anda kelihatan menakutkan?" "Lalu, kenapa wanita itu kelihatan ketakutan saat melihatku?" tanya Zane. Alan tertegun sejenak dan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Siena sudah menanti kedatangan orang yang akan ditemuinya dengan sabar, tetapi orang tersebut tidak kunjung tiba. Jadi, dia pun berniat menghubungi ibunya untuk memastikan. Tiba-tiba, sebuah suara dingin terdengar di atas kepalanya. "Mau masuk sendiri atau aku harus memerintahmu?" Punggung Siena langsung menegang. Dia pun menoleh dan mendapati Zane berdiri di hadapannya. "Kamu ... " Zane mengerutkan keningnya, lalu menatap Siena dengan tatapan kesal. "Suruh dia masuk! Jangan sampai dia buang-buang waktuku." "Baik, Pak Zane!" "Tu ... tunggu dulu. Sepertinya kamu salah orang." Siena berusaha mengejar Zane, lalu mengumpulkan keberaniannya untuk berkata, "Kamu salah orang, aku datang ke sini untuk menikah ... " "Aku nggak salah orang. Orang yang kucari memang benar kamu, Siena Kavi!" Saat mendengar namanya disebut oleh pria ini untuk pertama kalinya, Siena merasakan sensasi aneh di dalam hatinya. Seketika itu juga, seluruh tubuhnya pun langsung merinding. Tidak hanya ekspresi Zane saja yang dingin, tetapi nada suaranya pun juga demikian. Tiba-tiba, Siena teringat sesuatu. Bukankah dia seharusnya menikah dengan seseorang yang kondisinya sedang koma? Kenapa orang itu berubah menjadi Zane? Apakah Zane tahu bahwa wanita yang bersamanya tadi malam adalah dirinya? Apakah pria ini ingin memintanya untuk menepati janji dan bertanggung jawab? Setelah berusaha keras untuk mengendalikan segala keraguan dan rasa takut yang memenuhi hatinya, Siena pun bertanya dengan sungguh-sungguh, "Apa kamu yakin mau menikah denganku? Apa nggak ada orang lain yang kamu cintai?" Alan terbelalak dan menatapnya dengan heran. Sepertinya wanita ini sudah salah paham. Astaga! Sungguh memalukan! Zane tersenyum menyeringai saat mendengar pertanyaan tersebut. Tubuhnya yang tinggi besar dan ekspresi dinginnya membuat orang merasa gelisah saat melihatnya. Siena mencengkeram ujung bajunya, lalu berkata "Apa yang kamu tertawakan?" "Aku mentertawakan betapa polosnya dirimu! Bagaimana mungkin aku bisa menikah denganmu yang merupakan musuhku? Sepanjang hidupmu, kamu hanya bisa menebus kesalahanmu dengan hidup bersama Om Ashton!" "Om Ashton?" Tunggu, menebus kesalahan? Mungkinkah omnya Zane adalah pria koma yang harus dia nikahi? Tidak mungkin! Hubungannya dengan Zane sudah terlalu rumit, bagaimana mungkin dia bisa menikah dengan omnya? Dia tidak bisa menikahi omnya Zane! "Maaf, aku nggak bisa menikah dengan Om Ashton." Meskipun takut pada Zane, suara Siena terdengar sangat tegas saat mengucapkan kata-kata tersebut. Mata Zane menyipit dan seluruh tubuhnya memancarkan aura membunuh yang kuat. Kemudian, dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Dengan senyum dingin, dia pun bertanya, "Apa alasannya?" Siena tentu saja tidak berani mengatakan alasan sebenarnya atau pria ini akan membunuhnya. Jadi, setelah mengumpulkan semua keberaniannya, dia pun berkata dengan santai, "Nggak ada alasan khusus. Aku cuma nggak mau menikah saja." Setelah menyelesaikan kata-katanya, Siena ingin segera melarikan diri dari hadapan Zane. Namun, tangan besar pria itu tiba-tiba meraih kerah bajunya dan mengangkatnya. "Nggak mau menikah? Huh! Aku tahu kamu nggak mau menghabiskan sisa hidupmu dengan seseorang yang kondisinya koma, 'kan?" "Dengar baik-baik, Om Ashton nggak akan pernah bisa pulih dan kamu nggak akan pernah bisa hidup bahagia!" Setelah berkata demikian, Zane langsung melempar Siena dengan kasar. Kemudian, dia berkata dengan nada dingin kepada asistennya, "Waktuku sangat berharga, seret dia ke dalam!" Siena tampak sangat ketakutan saat menatap punggung tegap Zane. Barusan, dia melihat kilatan niat membunuh dari sorot mata pria itu!

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.