Bab 94
Entah mulai kapan, dia sudah tidak bisa mendengar suara apa pun dari belakang.
Jadi, Yuna memalingkan tatapan untuk pertama kalinya.
Melihat ke belakang, menuju tempat yang tidak pernah dia perhatikan sebelumnya.
Pupil matanya perlahan mengecil.
Di belakangnya, terdapat tumpukan mayat para mahasiswa dan instruktur. Mereka semua tewas di tangan para monster.
Namun, yang paling membuatnya hancur adalah sosok manusia yang terkoyak-koyak itu …
"Nggak …"
Pernapasan Yuna mulai kacau, pupil matanya membelalak, dan sekujur tubuhnya agak gemetaran.
Saat melihat badan Hugo terkoyak bagai kain lusuh, Yuna pun seketika merasa lemas.
Monster kuat itu sudah hadir di hadapannya, berjalan santai menghampiri Yuna, seolah-olah sedang menikmati keputusasaan gadis itu.
Kemudian, monster itu perlahan mengangkat tangannya dan mengubahnya menjadi bilah pedang dengan pancaran cahaya menyeramkan.
Yuna tidak lagi memberikan perlawanan.
Dia hanya mematung sambil memandangi tubuh yang terkoyak itu. Terngiang ucap
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link