Bab 20
Hugo sedang mengenakan helm pelindung mengikuti Carlos di sebuah lokasi konstruksi yang ditinggalkan.
Carlos membawanya ke dalam gedung terbengkalai yang belum sepenuhnya dibongkar.
"Pak Carlos, benar-benar nggak ada masalah?"
Hugo melihat struktur gedung yang ditinggalkan itu dan bertanya.
"Jangan khawatir, tempat ini memang sudah harus diruntuhkan. Kalau kamu benar-benar meruntuhkannya pun, dianggap membantu."
Carlos menyulut sebatang rokok, lalu duduk pada tangga yang ada di sampingnya.
"Situasimu sangat unik. Kamu bukan yang dibangkitkan, jadi aku tak bisa melatihmu dengan cara sama seperti caraku melatih para pembangkit."
"Tapi, kalau kamu terus-menerus menggunakan kekuatan ini tanpa kendali, suatu hari nanti kamu akan diincar orang lain, Hugo. Kalau itu terjadi, aku pun nggak bisa melindungimu lagi."
Hugo langsung termenung.
Carlos mungkin ingin membantu Hugo, tetapi sebagian besar alasannya karena Winona.
Carlos khawatir jika terjadi sesuatu pada Winona, dia kembali menjadi mayat.
Dia juga akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu Hugo.
"Cobalah untuk memecahkan batu ini. Ingat, jangan berubah menjadi monster dan lakukan saja dengan keadaanmu sekarang."
Carlos menunjuk ke arah batu granit setinggi pinggang manusia di samping Hugo.
Hugo menoleh untuk melihat batu ini, kemudian mengepalkan tinjunya dan akhirnya menghantamkan pukulan itu dengan keras.
Brak!
Batu granit itu langsung pecah berkeping-keping.
Namun, Hugo dan Carlos tidak terlihat puas.
Hal itu karena Hugo mengayunkan tinju dan setengah tubuhnya telah tertutup oleh kerangka tulang.
Agar tidak menarik perhatian, Hugo berusaha untuk mengendalikan kekuatannya. Namun, jantungnya tiba-tiba berdebar kencang.
Getaran kuat yang sepenuhnya tidak dapat dikendalikan mulai mengalir ke seluruh tubuhnya.
Carlos memperhatikan perubahan pada Hugo.
Sekarang, kerangka-kerangka tulang ini seolah-olah memaksa terus menempel pada Hugo.
Namun, dia sama sekali tidak khawatir. Sebaliknya, dia menyalakan sebatang rokok lagi sambil mengamati perubahan pada tubuh Hugo.
"Menarik, kekuatan anak ini tampaknya berhubungan dengan keadaan emosi yang dia rasakan."
Dalam sekejap, tubuh Hugo tertutup oleh kerangka itu.
Tinggi badannya tumbuh hampir tiga meter, memancarkan aura yang membuat orang lain enggan mendekat.
Raksasa Kerangka itu menggantungkan tangan dan kepala, seperti binatang buas yang sedang tertidur.
"Hugo?"
Carlos merasa ada yang tidak beres, mengapa belum ada reaksi juga?
Dia bangkit dan melangkah perlahan menuju Hugo, lalu menyadari bahwa punggung dan dada Raksasa Kerangka bergetar perlahan.
Perasaan ini seolah-olah seperti Monster yang akan menyerang.
"Wow, sudah bisa mengendalikannya?"
Carlos tanpa ragu mencabut revolver dari pinggangnya.
"Aku beri kamu sepuluh detik, Hugo. Aku akan menghitung sampai sepuluh, kalau kamu belum bisa mengembalikan akal sehatmu, aku akan bertindak, ya!"
Raksasa Kerangka itu masih belum memberikan reaksi.
"Sialan, jangan sampai kamu membahayakan anakku!"
Carlos langsung berjalan tanpa ragu ke samping Raksasa Kerangka itu.
"Kamu benar-benar ... eh."
Tepat ketika dia ingin melakukan sesuatu, dia menyadari ada yang tidak beres.
Tubuh Raksasa Kerangka itu bergerak naik-turun secara teratur, sepertinya bukan karena sedang bersiap menyerang.
Tetapi…
Plak.
Carlos dengan keras menampar dahi Raksasa Kerangka dan seketika itu ia langsung berdiri tegak, lalu menarik napas dalam-dalam.
"Wah! Aku tertidur?!"
Raksasa Kerangka itu berteriak dengan suara serak.
"Kamu bisa tidur bahkan saat berubah bentuk!? Kamu benar-benar hebat!"
Carlos kembali menepuk bahu Raksasa Kerangka itu.
Raksasa Kerangka menggaruk kepalanya, suaranya terdengar sedikit serak, "Kekuatan ini terlalu dominan, untuk mengendalikannya membuatku sedikit lelah. Tanpa sadar aku langsung tertidur."
Meski terdengar sedikit mengada-ada.
Tetapi Carlos masih terkejut bahwa Hugo mampu menekan kekuatan itu.
Perlu diketahui bahwa kekuatan Monster ini adalah tingkat Jurang tanpa Dasar ini. Hanya para pembangkit terkuat di asosiasi yang dapat melawan mahluk dari tingkat Jurang tanpa Dasar. Monster yang memiliki kekutan di tingkat itu sangatlah berbahaya.
Carlos telah melakukan beberapa tindakan di lokasi konstruksi ini sebelumnya, kalau tidak, mungkin para pembangkit dari empat organisasi akan langsung datang ke tempat ini.
Hugo ternyata dapat menekan itu dengan kemampuannya sendiri.
"Aku menemukan sesuatu, Pak Carlos."
"Apa yang kamu temukan?" Carlos bertanya sambil menggaruk kepalanya dengan ujung revolver.
Raksasa Kerangka itu mengulurkan ekornya yang menjulur dari tulang belakang dan perlahan-lahan menggulung sebuah batu ke depan Carlos.
"Pak Carlos, lihat, kan? Jika hanya menggunakan ekor ini, sepertinya aku bisa mengontrol kekuatannya."
"Hehe, kamu ini memang unik ya."
Carlos juga mendekat dan melihat dengan saksama ekor Raksasa Kerangka itu.
Namun, dia menemukan bahwa struktur ekor ini terlihat sedikit berbeda dari bagian tubuh lainnya yang ada di tubuh Hugo.
Struktur ini terlihat seperti disambungkan.
"Apa ekormu ini bawaan lahir?"
Carlos bertanya.
Hugo dengan lembut melemparkan batu dengan ekornya, lalu menusuknya hingga hancur.
"Bukan. Ekor ini muncul setelah aku memakan inti kristal dari Monster itu."
Setelah mengatakan itu, Hugo melihat ekspresi Carlos berubah.
"Pak Carlos, ada apa?"
Tanya Hugo penasaran.
"Nggak … bukan apa-apa." Ujar Carlos santai.
Manusia bisa menyerap energi monster-monster itu dan memperkuat kemampuan mereka.
Saat Gelombang aura monster yang kedua muncul, makhluk hitam yang bersinar dari Celah Dimensi hampir membantai seluruh pasukan para pembangkit.
Semua garis pertahanan di depannya begitu mudah dia hancurkan.
Jika bukan karena para pembangkit dari beberapa serikat asosiasi yang berjuang mati-matian untuk mengusirnya kembali ke Celah Dimensi, mungkin sekarang garis pertahanan umat manusia sudah hancur.
Aura Monsters itu juga membuat umat manusia membayar harga mahal. Para pembangkit yang berada di tingkat puncak, dua pembangkit tingkat enam tewas dan sepuluh pembangkit tingkat lima tewas.
Monster tanpa nama itu juga diberi julukan terkuat dalam sejarah, Penghancur Dunia.
Salah satu ciri utamanya adalah mendapatkan kekuatan dengan membantai sesama jenisnya.
Lebih dikenal dengan sebutan, evolusi.
Carlos mengembalikan pistolnya ke pinggang, lalu menepuk bahu Hugo.
"Karena ekormu mudah dikendalikan, maka pelajari perasaan saat kamu mengendalikan ekormu. Setelah itu, integrasikan ke anggota tubuhmu dan sebarkan ke seluruh tubuh. Jangan terburu-buru Hugo, kita masih punya waktu, setidaknya sekarang masih ada waktu."
Hugo mengangguk, mencoba mengarahkan kekuatan yang ada di dalam tubuhnya ke telapak tangannya sesuai dengan arahan Carlos.
Namun, ini bukanlah hal yang mudah, kekuatan ini bisa datang tiba-tiba dan sangat dominan.
Setelah menjelma menjadi kerangka, meskipun dia bisa menekan emosi marah itu, tetapi sulit baginya untuk benar-benar menggunakan kekuatan ini.
Walau dia terus mendapat bimbingan dari Carlos.
Selain kuliah di kampus, Hugo hampir selalu berlatih di sini. Sementara setiap kali Winona bertanya, Hugo juga akan mengatakan bahwa dia pergi bekerja dengan Carlos untuk mendapatkan sedikit uang tambahan.
"Dia sendiri saja nggak bisa menghidupi dirinya, bagaimana dia bisa membantumu mendapatkan uang tambahan..."
Setiap kali Hugo menyampaikan keraguan Winona kepada Carlos, Carlos selalu tersenyum dan mengabaikannya.
"Gadis kecil itu nggak mengerti apa-apa, dia sama sekali nggak tahu betapa mahalnya membesarkan seorang anak. Dia nggak tahu seberapa sulitnya dan hanya asal bicara."
Setelah sekitar satu minggu berlatih.
Hugo sekarang sudah bisa mempertahankan bentuk manusianya, dan memperpanjang tulang ekornya menjadi ekor sungguhan. Ekor ini berhasil Hugo kendalikan sesuai dengan kemauannya.
Jika dia membiarkan Hugo menelan lebih banyak inti kristal Monster lain, apa pertumbuhan kekuatan Hugo akan semakin kuat?
Carlos menatap Hugo lama dan tiba-tiba memiliki gagasan.
Jika ada seekor Monster yang bisa tumbuh tanpa ada batasan dan membela manusia, itu akan menjadi momen yang mengubah sejarah.
"Hugo." Carlos menatap pria itu dalam.
"Ada apa, Pak Carlos?"
Hugo masih mencoba agar kerangka hanya menutupi tangan kanannya saja. Carlos tiba-tiba memanggilnya dan dia menjawab.
"Manusia telah mengalami tiga kali peperangan melawan Monster. Apa kamu tahu, dari tiga kali kita melawan Monster itu, berapa kali kita berhasil menang?"
Carlos bertanya dengan dingin.
"Aku belum pernah mendengar hal ini dari Winona." Hugo menggelengkan kepalanya.
"Kami nggak pernah benar-benar mengalahkan para Monster itu..."
Mendengar kata-kata Carlos, Hugo tertegun.
"Apa kota-kota yang dikuasai oleh Monster itu masih ada sekarang?"
Tanya Hugo penasaran.
Carlos menggelengkan kepala, "Dalam beberapa dekade ini, tiga kota telah berubah menjadi daerah tak berpenghuni dan pihak berwenang berusaha keras untuk menyembunyikannya. Manusia memilih menghindari tempat-tempat itu dan kini giliran Kota Luminara."
"Hugo, aku mau bertanya satu hal padamu."