Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 4

Tiba-tiba muncul gambaran wajah pria yang tersenyum memesona dan menggoda itu di dalam benak Selena. Dia mengedipkan matanya dan menekan tombol setuju. "Hati-hati di jalan. Beri tahu Kakak setelah sampai di rumah." Siapa yang dia maksud sebagai kakak? Selena tidak membalas dan menaruh kembali ponselnya dengan wajah tanpa ekspresi Di dalam mobil. Jason melihat pesan yang sudah dibaca tetapi tidak dibalas. Dia tersenyum dengan sangat menggoda. Benar-benar gadis yang dingin. Ruben melihat semuanya dari kaca spion belakang dan terkejut. Akhirnya dia mengerti! Tadi Pak Jason berakting bersama gadis itu agar bisa mendapatkan kontaknya! Wah, Pak Jason mereka benar-benar licik! Dia memperdaya gadis yang polos! Namun, dia belum pernah melihat Pak Jason sepeduli ini pada siapa pun. Apa mungkin dia tertarik pada gadis tadi? Makin lama Ruben berpikir, makin yakin kalau tebakannya benar. Namun, umur gadis tadi terlihat sekitar 18 tahun. Sebelumnya Pak Jason bahkan bilang kalau dia tidak mau menjadi binatang buas! Ckck, Pak Jason benar-benar melakukan sesuatu yang ironis kali ini! Keesokan paginya. "Om, Tante, ini sudah sangat siang, apa kakak belum bangun?" Begitu Selena keluar dari kamar tidur, dia mendengar suara perempuan yang manis dan lembut dari lantai bawah. "Sepertinya kakak tidur sangat nyenyak! Tadinya aku khawatir kakak nggak bisa tidur karena tiba-tiba pindah ke lingkungan baru, tapi ternyata kakak beradaptasi dengan sangat baik!" Nada dalam ucapan ini penuh sindiran yang hampir terasa. Selena hanya tersenyum dan melangkah turun ke bawah. "Itu karena Tante sengaja nggak membiarkan siapa pun mengganggu Lena. Lena baru saja pulang kemarin, jadi istirahat sebentar juga nggak ada salahnya!" kata Ester dengan lembut. Saat dia melihat Seli turun, senyuman cerah langsung muncul di wajahnya yang agak pucat. "Lena, kamu sudah bangun! Cepat kemari! Ibu nggak tahu kamu suka makan apa, jadi Ibu menyuruh koki membuatkan satu porsi dari setiap jenis makanan. Ayo cepat lihat, mana yang kamu sukai!" Yosef juga segera menyambutnya dengan lembut, "Ya, Lena, ayo duduk dan sarapan!" Perhatian mereka berdua sepenuhnya tertuju pada Selena sehingga mereka sepenuhnya melupakan Jenny yang berada di samping. Melihat ekspresi Ester dan Yosef yang sangat mencintai Selena, Jenny langsung merasa cemburu. Meski dia adalah anak dari keluarga kerabat, setelah orang tuanya meninggal, dia diasuh oleh Yosef dan Ester. Mereka memperlakukannya seperti putri kandung sendiri dan lima kakak laki-lakinya sangat memanjakannya. Semua orang sangat menyayanginya. Namun, sekarang Selena kembali. Begitu dia kembali, dia merebut kasih sayang dari Ester dan Yosef! Setelah ini, dia akan merebut perhatian dari kakak-kakaknya. Di masa depan, Jenny tidak akan bisa mengatakan lagi kalau dia adalah satu-satunya yang dimanjakan di keluarga ini! Jenny menatap dengan penuh kebencian dan menggigit bibirnya. Kenapa Selena tidak mati di luar saja? Kenapa dia harus kembali dan mencuri barang-barangnya! Dia menekan rasa cemburunya dan berkata dengan lembut, "Kakak, selamat datang kembali ke rumah. Kakak pasti sangat menderita selama bertahun-tahun di luar." Setelah mendengar kata-kata ini, Yosef dan Ester baru teringat akan Jenny dan segera memperkenalkannya kepada Selena. "Lena, ini adalah Jenny, adik sepupumu." Melihat wajah Selena yang halus dan seputih porselen, rasa cemburu dalam mata Jenny makin mendalam, tetapi wajahnya tetap memancarkan kesan polos dan tidak berbahaya. "Kakak, sebenarnya kemarin aku ingin ikut dengan Theodore untuk menjemput Kakak pulang, tapi Kakek Arthur nggak enak badan, jadi aku pulang ke rumah lama untuk menjaga kakek makanya nggak bisa pergi menjemputmu Kakak. Jangan marah padaku, ya!" Padahal Arthur baik-baik saja. Jenny hanya mencari alasan karena tidak mau menjemput cewek kampungan ini di desa! "Jangan khawatir, Jenny, Lena nggak akan marah padamu!" "Syukurlah!" Senyum palsu terlihat di wajah Jenny. Dia mengulurkan tangannya kepada Selena. "Kakak, semoga kita bisa akur di masa depan dan menjadi kakak adik yang akrab!" Selena menatapnya dengan dingin, lalu mengiyakannya dengan suara datar sebagai tanggapan. Wajah Jenny terlihat agak tegang. Dia menarik tangannya kembali dengan canggung dan matanya makin memperlihatkan perasaan tidak suka. Kenapa cewek kampungan dari desa ini sangat tidak sopan padanya? Ester dan Yosef tidak memperhatikan keanehan ini. Mereka tersenyum dan berkata, "Sudah, sudah, jangan hanya mengobrol, Lena, cepat duduk dan sarapan! Jangan sampai kelaparan!" "Ya, Lena, Ayah akan mengupaskan telur untukmu!" Melihat perhatian mereka sepenuhnya tertuju pada Selena, Jenny mengedipkan matanya dan segera mengambil alih perhatian mereka. "Tante, Om, aku punya kabar baik untuk kalian. Kali ini aku mendapatkan juara pertama dalam kompetisi piano!" Setelah dia mengatakan itu, Ester dan Yosef akhirnya mengalihkan sedikit perhatian mereka padanya, lalu memuji sambil tersenyum, "Wah, kamu dapat juara pertama! Jenny, kamu benar-benar hebat!" "Katanya kompetisi tahun ini sangat ketat. Jenny, kalau kamu bisa mendapatkan juara pertama, itu berarti kamu punya bakat yang luar biasa! Di masa depan, kamu pasti akan menjadi pianis terkenal di dunia seperti Master Claire!" Claire? Selena melirik Jenny yang tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya itu. Semua peserta kompetisi piano tahun ini biasa-biasa saja, mendapatkan juara pertama bukanlah apa-apa. Masih ada banyak kesulitan yang harus dihadapi untuk menjadi pianis terkenal di dunia. Saat mendengar pujian-pujian ini, Jenny tersenyum dan menatap Selena dengan bangga. "Oh, ya! Apa Kakak bisa main piano?"? Saat mengatakan itu, Jenny baru menyadari kalau dia telah salah bicara dan wajahnya terlihat penuh penyesalan. "Maaf, Kak, aku lupa kalau Kakak besar di desa. Kakak mungkin belum pernah melihat piano, apalagi bisa memainkannya ... " Ester dan Yosef merasa kata-kata ini terdengar sepeti pamer, tetapi mungkin mereka berpikir berlebihan. Jenny adalah anak yang baik, jadi dia pasti tidak sengaja mengatakan itu. Kalau Lena dulu tidak diculik, Lena pasti bisa bermain piano! Rasa bersalah di dalam hati Ester dan Yosef makin bertambah. Mereka bertekad untuk lebih mencintai Lena agar bisa menebus penderitaan yang dia alami selama bertahun-tahun di luar! "Nggak apa-apa, Lena. Kalau kamu suka piano, Ayah dan ibu akan segera memanggilkan guru terbaik untuk mengajarimu!" "Nggak perlu," tolak Selena dengan nada datar. Kalau mereka memanggil guru, masih belum tentu siapa yang akan mengajar siapa. Melihat ini, rasa bangga di mata Jenny makin terlihat. Ternyata Selena memang cewek kampungan yang besar di desa. Meski dia diberi guru terbaik pun, dia tidak akan bisa mempelajarinya! Cewek kampungan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya. "Kakak, nggak masalah kalau Kakak nggak bisa main piano. Nanti aku juga bisa mengajari Kakak. Kakak nggak perlu merasa minder ... " "Siapa bilang aku nggak bisa?" kata Selena sambil menatapnya dengan sepasang mata rubah yang berkilauan. Suara dinginnya memotong kata-kata Jenny. Apa cewek kampungan ini bisa main piano? Jenny langsung tertawa. Ini terlalu lucu! Bisa-bisanya cewek kampungan dari desa ini berkata kalau dia bisa main piano? Ini benar-benar sangat lucu! "Ternyata Kakak bisa main piano!" Jenny tersenyum, tetapi kata-katanya terdengar menantang. "Kalau gitu, gimana kalau Kakak memainkan satu lagu untuk kami?"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.