Bab 710
Calvin, yang melihat raut wajah Damian tampak makin dingin, langsung memberi perintah ke ujung telepon, "Tambahkan intensitasnya."
Tidak lama setelah perintah itu dilontarkan, terdengar jeritan yang makin pilu dari Rowen di dalam video, "Aaaah! Tolong! Buka pintunya! Aku mohon ... "
Di balik jeritan itu, terdengar pula suara pukulan keras pada pintu, seakan-akan dia terjebak di ruangan gelap yang pengap. Pukulan keras dan erangan itu seakan menghantui.
Mendengar kata "ruang gelap", tiba-tiba ingatan Yenardo melayang pada kejadian bertahun-tahun yang lalu. Wajahnya pucat seketika. Baru saat itulah dia menyadari siapa sosok yang dimaksud Damian, Alice!
"Jadi, anak itu ... sudah mengingat semuanya?" pikir Yenardo panik.
Namun, jika anak itu benar-benar mengingat semuanya, Damian tidak akan perlu bertanya soal masa lalu.
Seharusnya dulu dia tidak bersikap setengah hati. Seharusnya dia tidak hanya mengurungnya. Seharusnya ... dia membunuhnya saat itu juga, memastikan gadis kecil itu tidak p
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link