Bab 709
Yenardo mengira Damian hanya seperti "pungguk merindukan bulan", tidak bisa mencapai dan hanya bisa mencibir. Dengan angkuh, dia menyerahkan kartu jaminan kepada pengacaranya, memerintahkannya untuk segera membawa kartu itu ke Aula Bintang agar bisa diproses. Sambil tersenyum puas, dia kembali duduk menyilangkan kaki dan memamerkan kesombongannya.
"Kalian boleh pergi sekarang," katanya dengan nada penuh kepongahan. Lalu, dia kembali bicara, "Aku nggak akan menjawab satu pun pertanyaan sebelum orang dari Aula Bintang datang. Oh, dan tolong bawakan aku koran terbaru sebelum kalian keluar."
Namun, jawaban yang dinanti-nantikan tidak kunjung datang.
Yenardo mengangkat pandangannya dan melihat sesuatu yang tidak terduga. Beberapa staf membawa masuk dua kursi, sebuah meja kecil, dan satu set teh.
Damian dan Hardi duduk dengan tenang, sementara Hardi mulai menyeduh teh dengan hati-hati. Melihat ini, Yenardo menyadari bahwa mereka berniat memainkan "permainan waktu" dengannya.
Namun, dia hanya
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link