Sesal pun sudah tidak ada lagi gunanya
Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan cepat. "Mas, kamu ....ngapain lagi kesini." Aku dikejutkan dengan kedatangan mas Guna.
"Wik, aku ingin bicara padamu." Suaranya terdengar serak, tak berani menatapmu. "Apa kamu ada waktu?"
Perasaanku bercampur aduk saat dihadapan pria ini. Ingin rasanya aku marah padanya, tapi tidak bisa. Justru wajahnya terlihat memelas dan membuat siapapun yang melihatnya ikut larut dalam kesedihannya.
"Apa lagi yang harus dibicarakan? Sudah tidak ada Mas. Lebih baik kamu pergi dari sini." Aku memalingkan wajahku kesamping, bersikap setenang mungkin.
"Aku menyesal Wik. Menyesal!" keluhnya menunduk. "Aku ingin kembali padamu, Wik."
Harusnya aku bahagia mendengar ucapannya itu. Tapi sekarang, aku merasa jijik melihat penyesalannya. Sudah tidak ada lagi celah kata kembali untuk dirinya. Setelah apa yang ia lakukan, sulit untuk dimaafkan dan menerimanya lagi.
Andai penyesalannya itu dulu sebelum dia menikah dengan Siska. Mungkin masih bisa aku per
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link