Bukti
Belum sempat ibu melanjutkan kalimatnya, suara bapak memenuhi seisi dapur.
"Wik, ada tamu sayang."
"Siapa Pak?"
"Mantan bos kamu."
"Pak Devan," gumamku.
Aku langsung menemui pria itu. Tapi sebelumnya, meletakkan dulu barang-barang belanjaan yang sedari tadi masih aku tenteng.
Seribu pertanyaan memenuhi benakku atas kehadiran pak Devan. Ada keperluan apa? Sehingga nekat datang ke rumah. Dan benar saja, pria yang tadi bertemu di mall duduk di kursi ruang tamu. Ia tersenyum mengembang, saat aku keluar.
"Ada keperluan apa, bapak menemui saya?" Tanpa basa-basi aku langsung mencecar pria itu.
"Kamu pasti sudah tahu maksud kedatangan saya kesini?" cetusnya tanpa dosa.
"Maaf Pak. Saya tidak suka basa-basi. Jadi tolong katakan apa maksud Bapak?"
Tiba-tiba saja dia meraih tanganku, namun langsung aku tepis. Dia tersenyum remeh seraya berkata, "Kamu sampai sebegitu jijiknya dengan saya. Padahal, malam itu kamu ...."
"Cukup Pak! Cukup! Kalau kedatangan Bapak kesini cuma untuk bicara yang gak penti
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link