Sebuah permohonan
"Bagaimana keadaan mas Al Dok?" Dokter itu menunduk tak berani menatap wajahku. Ekspresinya pun sulit untuk di tebak.
"Dok," ulangku.
"Pasien kehilangan banyak darah. Sehingga keadaannya kritis. Dan harus segera dilakukan transfusi darah," jelas pria berjas putih itu padaku.
"Kebetulan stok darah di rumah sakit ini sedang kosong. Jadi ibu harus mencari pendonor untuk di ambil darahnya," sambungnya. Aku hanya bisa menghela nafas berat.
"Golongan darah pasien adalah golongan darah O. Di sarankan oleh keluarga terdekatnya untuk segera mendonorkan darahnya untuk pasien. Kalau pasien tidak segera mendapatkan darah tersebut. Nyawanya tidak akan selamat." Seketika tubuhku melemas.
"Hanya itu yang bisa saya sampaikan. Saya permisi dulu," ujarnya.
"Makasih Dok," balasku. Kemudian pria itu mulai meninggalkan tempat ini.
Perasaan bersalah menyeruak dalam diri. Melihat tubuh kekar yang biasa melindungiku. Kini terbujur lemah tak berdaya, dengan beberapa alat medis yang menempel di tubuhnya. Netra
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link