Bab 97
"Marco, kakakmu sebenarnya cukup baik. Kalian berdua nggak salah, yang salah adalah Ayah."
Tirto Pramana merasa takut kalau anak dari hubungan gelapnya akan membenci anak sulungnya.
Anak sulung adalah kebanggaannya, anak yang paling dia banggakan.
"Ayah, kamu nggak perlu mengatakan apa-apa lagi. Aku bukan anak kecil. Aku tahu mana yang benar dan salah. Ada urusan apa Ayah mencariku? Aku akan segera kembali ke perusahaan," balas Marco.
"Nggak ada apa-apa. Hati-hati di jalan saat mengemudi," ujar Tirto.
Marco hanya bergumam setuju.
Tirto pun menutup teleponnya.
Setelah telepon ditutup, Marco bergumam dengan nada mengejek, "Aku hanya pergi ke Hotel Makmur, tapi dia langsung gelisah dan takut. Dia sampai lupa apa yang ingin dia bicarakan denganku."
Tak bisa dipungkiri, sebelum Bibi menemukan dia dan ibunya, ayahnya sebenarnya memperlakukannya dengan cukup baik.
Dia pernah merasakan kasih sayang seorang ayah.
Namun, sekarang dia bahkan tidak sebanding dengan jari kelingking kakaknya.
Jangan
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link