Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 4

"Nggak. Tapi, nanti aku juga bakal tahu setelah dapat buku nikahnya, suamiku!" jawab Alena tetap tersenyum. Jason pun berhenti bicara. Terlihat jelas Alena sama sekali tidak naksir padanya atau semacamnya. Bagaimanapun juga, mereka sama-sama orang asing dan tidak saling mengenal hingga 20 menit yang lalu. Namun, Alena ternyata seberani ini menikah mendadak dengannya! Bisa-bisanya Alena menikah dengan orang asing? Padahal, dia sangat cantik, pintar bicara dan seperti orang normal kebanyakan. Apa jangan-jangan dia juga didesak menikah oleh orang yang lebih tua di keluarganya? Itu sebabnya seperti Jason, dia pergi ke Kantor Catatan Sipil untuk menghabiskan waktu? "Kamu bawa kartu keluarga dan KTP-mu nggak?" Alena bertanya. "Bawa," jawab Jason dengan nada datar. Dia memang membawa semua bukti identitasnya demi berakting dengan sepenuhnya dan membuat neneknya marah. "Oke, ayo kita urus buku nikahnya!" Jason kembali terdiam. Dia sendiri yang mengatakan akan duduk diam di dalam mobil sambil melihat apakah ada gadis yang mau menikah dengannya. Sekarang, dia menemukan gadis yang ingin menikah dengannya. Jason adalah tipe orang yang tepat janji .... Intinya, telinganya baru bisa tenang setelah neneknya berhenti mendesaknya. Dan cara untuk menghentikan neneknya adalah dengan mendapatkan buku nikah itu. Jason langsung memantapkan hati dalam beberapa menit. Alena pun mengulurkan tangannya kepada Jason. Jason tidak membiarkan Alena memegang tangannya. Dia langsung berbalik dan berjalan pergi menuju Kantor Catatan Sipil. Alena bergegas mengikuti Jason sambil tersenyum. Indra keenamnya tidak pernah salah. Buktinya dia benar-benar bertemu dengan seorang pria yang bersedia menikah kilat dengannya. Mereka berdua pun memasuki gedung Kantor Catatan Sipil. Antrean untuk mengurus buku nikah tidak begitu panjang, tetapi berlaku sebaliknya untuk yang mengantre mengurus perceraian. Jason menatap antrean panjang di bagian mengurus perceraian itu. Sepertinya sebentar lagi dia akan menjadi salah satu dari antara orang-orang itu. Jason langsung berjalan ke bagian pengurusan buku nikah. Begitu melihat seorang pria tampan datang untuk mendaftarkan pernikahannya, para karyawan di sana sontak menjadi sangat antusias. Ekspresi Jason terlihat serius dan datar. Dia mengeluarkan kartu keluarga dan juga KTP-nya dari dalam dompet, lalu meletakkannya di hadapan karyawan Kantor Catatan Sipil. Dia melakukan semua itu tanpa melihat ke arah Alena. Alena yang duduk di samping Jason pun ikut menyerahkan KTP-nya. Karyawan yang semula merasa antusias itu akhirnya merasa ada yang aneh. Sepasang sejoli ini hendak mengurus buku nikah mereka, tetapi sama sekali tidak berinteraksi. Bahkan yang pria tidak melirik calon istrinya sedikit pun. "Maaf, apa kalian berdua menikah secara sukarela?" Karyawan itu akhirnya bertanya dengan penuh empati. Jason mengatupkan bibirnya yang tipis rapat-rapat, terlihat jelas dia tidak sudi menjawab pertanyaan membosankan dari karyawan Kantor Catatan Sipil itu. Mana mungkin dia akan duduk di sini jika tidak sukarela? Memangnya siapa yang sanggup memaksanya? "Sukarela kok," jawab Alena sambil tersenyum. Si karyawan kembali melirik Jason, tetapi Jason balas menatapnya dengan dingin. Jason pun berujar mendesak dengan dingin dan tidak sabar, "Ayo, cepat. Aku sangat sibuk, nggak bisa membuang-buang waktu!" Karyawan itu sontak terdiam. Karena kedua orang ini menikah secara sukarela, dia pun mengurus buku nikah mereka sesuai prosedur. Setengah jam kemudian, Jason dan Alena masing-masing mendapatkan buku nikah kecil berwarna merah. Setelah keluar dari Kantor Catatan Sipil, Alena membuka buku nikahnya dan memandangi fotonya dengan Jason. Ekspresinya terlihat begitu natural karena dia sudah tahu sejak awal kalau dia akan menikah dengan pria asing. Di sisi lain, foto suaminya terlihat sangat tidak wajar. Jason duduk dengan tegak, tetapi kaku. Jika bukan karena irama napas Jason, Alena pasti akan mengira sedang berfoto dengan mayat hidup. Alena pun segera memasukkan buku nikahnya ke dalam tas tangannya. Dia dan Jason berjalan keluar tanpa berkomunikasi apa-apa. Jason berjalan di depan, sementara Alena mengikuti dari belakang. Setelah meninggalkan Kantor Catatan Sipil, mereka berjalan menuju mobil masing-masing. Alena membuka pintu dan masuk ke dalam mobil, lalu segera menyalakan mesin dan melaju pergi. Sopir mobil limosin pun menoleh menatap Jason, lalu memberanikan diri untuk bertanya, "Pak Jason, Pak Jason benar-benar mengurus buku nikah dengan gadis itu?" "Ya." Sopir itu sontak terdiam. Dia benar-benar tidak menyangka majikannya satu ini akan mendadak menikah. "Sesuai janjiku, aku akan menikahi gadis yang mau menikah denganku di saat aku cuma duduk di dalam mobil. Memangnya kenapa kalau aku punya buku nikah? Aku bisa bercerai kapan saja." Jason sendiri tidak keberatan menjadi duda karena bercerai. Dia bahkan sebenarnya tidak ingin menikah. Namun, neneknya itu mati-matian mendesaknya untuk menikah. Neneknya bahkan rela mengatur ratusan kencan buta untuk Jason setiap harinya dan memperkenalkannya dengan berbagai macam wanita di luar sana demi bisa mewujudkan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia itu. Apa neneknya pikir Jason itu tempat daur ulang? "Istri Pak Jason dari keluarga mana?" Mulai sekarang, mereka juga harus menyapa saat bertemu dengan keluarga istri Jason. Jason terdiam sesaat, lalu menjawab, "Entahlah. Sudahlah, nyetir saja sana." Nama lengkap Alena sebenarnya tertera di buku nikah itu, tetapi Jason bahkan tidak tahu siapa nama istrinya karena tidak membuka buku nikahnya. Si sopir pun tidak berani bertanya lagi, dia bergegas melajukan mobilnya pergi. Dia sambil merutuki di dalam hati bahwa Jason adalah satu-satunya pria di dunia ini yang tidak tahu nama istrinya setelah punya buku nikah. Jason pun kembali ke Grup Pramana. Begitu masuk gedung, dia langsung melihat sosok neneknya. Nenek Winda sudah berusia 80 tahun ini, tetapi tubuhnya tetap kuat dan kesehatannya tetap prima. Dia bahkan terlihat seperti baru berusia 60-an awal. Pakaiannya sangat modis. Dia terlihat begitu bermartabat, elegan dan bersahaja. Karena penglihatannya buruk, dia memakai kacamata berbingkai emas. Jason sontak berhenti berjalan sesaat, lalu akhirnya menghampiri neneknya. "Kenapa Nenek ada di sini?" "Nenek mau lihat kamu benar-benar sudah punya istri atau belum." Jason pun mengulurkan tangannya untuk memapah neneknya dengan ekspresi datar. Namun, Nenek Winda menepiskan tangan Jason. Dia berbalik badan dan berjalan masuk. Jason pun berjalan mengikuti neneknya dalam diam dengan ekspresi yang tetap tidak berubah. Beberapa menit kemudian. Mereka tiba di kantor CEO yang terletak di lantai paling atas. Jason menuangkan segelas air hangat untuk neneknya. Dia meletakkan air hangat itu di depan neneknya, lalu duduk di depan neneknya dan berkata dengan lembut, "Silakan minum, Nek." "Cuma segelas air? Nggak ada camilan atau semacamnya?" Jason menatap neneknya sambil menjawab, "Nenek tahu 'kan aku nggak suka makanan penutup atau semacamnya, jadi nggak bakalan ada camilan di ruanganku." "Suatu hari nanti kamu pasti akan jatuh cinta dengan gadis penyuka makanan manis dan semacamnya. Nanti kamu bakal jadi seperti kakekmu," gumam Nenek Winda. Orang yang duduk di ruangan ini bukan lagi suaminya, jadi sudah tidak ada permen kesukaan Nenek Winda di sini. "Jason, sebenarnya tipe ideal istrimu itu seperti apa? Asalkan kamu kasih tahu Nenek, Nenek akan membantumu menemukannya bahkan hingga ke ujung dunia sekali pun." Jason tidak menjawab. Dia diam-diam mengeluarkan buku nikahnya, lalu membukanya dan membacanya. Istrinya bernama Alena Rajaswa. Wajahnya tampak manis dan cantik, rambutnya panjang sepinggang dengan sepasang mata besar yang menyorotkan kesan cerdas. Jason pun meletakkan buku nikahnya di hadapan Nenek Winda. Begitu memastikan itu adalah buku nikah, Nenek Winda sontak tertegun. Dia langsung mengambil buku nikah itu dan membacanya dengan saksama. Berulang kali dia membolak-balikkan halamannya sambil bertanya, "Jason, ini sungguhan? Kamu nggak minta tolong orang untuk memalsukan buku nikah ini?" "Kalau Nenek nggak percaya, ke Kantor Catatan Sipil saja dan periksa langsung. Kalau aku bisa membuat buku nikah palsu, aku juga nggak perlu menunggu sampai hari ini." Wah, kalau begitu artinya sungguhan! Gila! Ternyata Jason benar-benar mendapatkan istri! "Jason, kamu sudah turun dari mobil?" Winda ingat betul cucunya satu ini bilang akan duduk di dalam mobil selama satu jam penuh. Mana mungkin Jason bisa dapat istri tanpa turun dari mobil?

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.