Bab 24
Lampu utama di dalam kamar dimatikan. Hanya lampu meja di samping tempat tidur Edbert yang dibiarkan menyala.
Gadis yang berada di sofa telah menatapnya selama satu jam. Edbert menatap mata bening Everly yang seperti bola kristal.
"Aku tampan, ya?"
Everly menggelengkan kepala. "Nggak." Dia cuma agak keren saja.
"Terus kenapa kamu menatapku?"
Everly menekan tangan kirinya dengan tangan kanannya, sikunya menekan tepi sofa, dan dagunya diletakkan di punggung tangan kanannya. Dia bertanya dengan penasaran, "Kenapa kamu nggak tidur di ruang kerja?"
"Kenapa aku harus tidur di ruang kerja kalau punya kamar tidur?"
"Tapi ada aku ada di kamar tidurmu. Kita nggak boleh tidur sekamar."
"Kita itu sudah menikah, apanya yang nggak boleh?"
Kata-katanya membuat Everly menggigit bibirnya.
Seolah tidak masalah kalau mereka tidur sekamar.
Namun, dia berkata lagi, "Kita punya tiga perjanjian."
"Apa dari tiga perjanjian itu ada yang menyebutkan kalau aku nggak boleh tidur di kamarku sendiri?"
Sepertinya ..
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link