Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 12

Michael terbangun dan terkejut ketika melihat ruang dimensinya penuh dengan makanan. Namun, dia langsung merasa sangat senang dan bersemangat. Di antara makanan-makanan itu, ada nasi goreng daging khusus dari Valery untuknya. Bagaimanapun, Valery menganggap Michael sebagai pelanggan setianya. Jadi, memberikan sesuatu yang istimewa pada Michael sepertinya bukanlah hal yang berlebihan. Valery juga memberikan minuman bersoda sebagai tanda perhatiannya kepada pria itu karena dia tahu minuman tersebut adalah minuman kesukaan para pria. Michael merasa sangat senang melihat perhatian Valery. Di sisi lain, Luke dan yang lainnya mendapatkan jatah roti kukus mereka. Namun, jumlah penghuni di markas sangat banyak sehingga ruang dimensi kecil Valery perlu diperluas. Selain itu, karena penghuni markas makin banyak, kebutuhan akan makanan pun juga makin meningkat. Meskipun telah membeli roti kukus dan roti bakar dalam jumlah banyak, tidak semua orang bisa mendapatkan satu potong penuh. Kebanyakan dari mereka hanya bisa mendapatkan setengah bagian saja. Namun, mereka tetap terlihat sangat senang karena bisa makan makanan yang layak dan tidak perlu makan tanah atau kulit kayu yang beracun lagi. Beberapa di antara mereka bahkan meneteskan air mata saat menikmati kelezatan roti kukus yang lembut. "Mungkin besok atau lusa, susu bubuk kita akan datang," kata Michael. "Nggak masalah, kita masih punya beberapa kantong susu bubuk kedelai yang bisa diminum." Dulu, anak-anak bisa bertahan beberapa hari tanpa makanan. Jadi, sekarang mereka merasa sangat bersyukur karena memiliki makanan yang cukup. Luke, Brian, dan Alphonse tengah menikmati roti kukus mereka dengan puas. Namun, saat melihat Michael menyantap nasi goreng daging dan minuman bersoda, mereka pun langsung penasaran. "Kenapa kamu punya daging?" tanya Luke sambil mendekati Michael. Janganlah mengejeknya karena terlihat begitu antusias. Bagaimanapun, dia sudah lama tidak memakan daging. Brian dan Alphonse pun juga ikut berkumpul di sekitar Michael. "Ini makananku," ucap Michael dengan tenang. Namun, dalam hatinya, dia merasa sangat senang. Bagaimanapun, makanan ini adalah hadiah khusus untuk dirinya. Setelah makan dengan baik selama dua hari berturut-turut, kondisi Michael pun mulai kembali segar. Meskipun teman-temannya tidak mengetahui dari mana Michael memperoleh semua makanan itu, satu hal yang mereka tahu adalah bahwa pria itu memiliki kemampuan menembus dimensi lain yang luar biasa. "Aromanya harum sekali! Minuman itu kelihatan enak sekali," ujar Brian dengan mata berbinar menatap kaleng minuman bersoda di tangan Michael. "Lain kali, aku akan memberimu kesempatan untuk mencicipinya." Michael berpikir bahwa dia harus menyediakan makanan bagi semua orang terlebih dahulu sebelum membangun tembok perlindungan untuk memberikan tempat tinggal yang aman bagi orang-orang. Saat ini, mereka berlindung di sebuah bunker militer bawah tanah yang luas. Setelah selesai makan, Luke pergi memeriksa putranya, Dean, yang kondisinya sudah membaik dan mampu duduk. Kemudian, mereka berempat melakukan misi pembersihan zombi di kota dan semua anggota tim pun berjuang sekuat tenaga. Bagaimanapun, hari ini mereka sudah makan dengan kenyang! Dengan satu tebasan pisau, Brian berhasil melumpuhkan zombi dan mengambil kristal energi yang terdapat di otaknya. "Di sini ada supermarket, tapi semua makanan di dalamnya sudah habis sejak lama," ucap Brian dengan nada kecewa. Kota ini cukup dekat dengan markas militer mereka, sehingga semua makanan sudah habis dijarah. Saat ini, sudah setahun sejak kiamat terjadi dan sumber makanan pun sudah sangat langka. "Kak Michael, apa di sini ada bank?" Mata Luke berbinar dengan penuh semangat. Di bank pasti ada banyak uang. Namun, Michael menggelengkan kepalanya. Saat ini, mereka berada di ruang dan waktu yang berbeda dan sistem mata uangnya pun berbeda. "Nggak ada." "Kak Michael! Di sini ada toko perhiasan!" seru Luke dengan penuh semangat sambil menunjuk ke sebuah toko perhiasan kecil yang ada di seberang jalan. Brian dan Alphonse tertegun sejenak. Bukankah mereka keluar untuk membunuh zombi dan mencari persediaan makanan? Apa gunanya mengumpulkan emas dalam situasi seperti ini? Namun, saat mengingat ucapan Michael tentang mengumpulkan emas dan barang berharga, mereka sadar bahwa mungkin Michael memiliki alasan tersendiri. "Ayo kita ke sana!" Mereka berempat pun segera bergegas menuju toko emas tersebut. Semua pintu di tempat itu masih utuh dan di dalam, selain jaring laba-laba, etalase-etalase lainnya tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Dibandingkan dengan kekacauan yang terjadi di supermarket, toko emas ini tampaknya tidak pernah didatangi oleh siapa pun. Beberapa dari mereka mulai membongkar etalase, mengambil berbagai perhiasan emas, gelang giok, dan barang berharga lainnya. Sesuai perintah Valery, Michael pun juga pergi mengunjungi toko buku. Dia mengambil beberapa buku hingga ruang dimensinya penuh. Jadi, dia terpaksa menunda pengambilan barang lainnya hingga besok. Bagaimanapun, ruang dimensinya sangat terbatas. Setelah mengumpulkan barang-barang tersebut, mereka tidak langsung pergi. Di sekitar area itu, mereka memburu beberapa zombi dan berhasil mengumpulkan belasan kristal energi. Ketika mereka kembali ke bunker, hari sudah sore. Dengan matahari terbenam, aktivitas zombi pun menjadi makin agresif. Meskipun mereka adalah evolver, mereka tetap tidak berani bermalam di kota tersebut karena meningkatnya kekuatan zombi. Beberapa zombi memang bisa mereka kalahkan dengan mudah. Namun, jika menghadapi ratusan atau ribuan zombi, mereka pasti akan kewalahan. Akhirnya, Michael dan kelompoknya pun kembali ke bunker bawah tanah. Penerangan di sana sangat minim karena hanya berasal dari generator eksternal yang mereka temukan sebelumnya. "Mich ... Michael." Seorang nenek lanjut usia memanggil Michael dengan suara lemah. Michael mengira sang nenek hendak meminta makanan, sehingga dia mengerutkan kening lalu berkata, "Makanan untuk hari ini sudah habis semua. Besok baru ada lagi." Namun, Nenek itu justru melepaskan gelang giok yang selalu dia pakai. "Ini untukmu. Tapi, tolong carikan obat untuk cucuku." Michael menerima gelang giok itu dan memeriksanya. Kualitas gelang tersebut memang sangat bagus, tetapi di kondisi seperti ini, sepotong roti pun jauh lebih berharga dari giok tersebut. "Cucu Nenek sakit apa?" tanya Michael. "Mungkin dia terkena radang usus akut," jawab seorang pria berkacamata yang dulunya adalah seorang dokter. Sayangnya, dia tidak memiliki obat atau peralatan untuk menanganinya. "Oke, aku akan coba cari cara untuk menolongnya," jawab Michael. "Di sini ada banyak orang yang menderita penyakit seperti itu. Mungkin karena mereka makan makanan yang nggak bersih," ujar Luke. "Apa pun penyebabnya, kita akan lihat besok saja." Begitu mendengar keputusan Michael, mereka semua tidak berani membantah lagi. Ketika Michael dan rombongannya pergi, sang nenek terlihat sangat sedih hingga matanya memerah. Dokter yang mendampinginya ingin memberikan semangat, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. "Bu, makan dulu rotinya," pinta seorang gadis kecil sambil menyodorkan setengah roti yang dia genggam dengan erat. Dia tidak tega untuk memakannya karena ingin memberikannya kepada ibunya. "Kamu saja yang makan." Dengan suara lemah, sang ibu menyuruh anaknya untuk makan. Wajahnya pucat, matanya cekung, dan bibirnya yang menghitam menunjukkan bahwa dia telah keracunan parah. "Bu, jangan mati! Ambil semua rotinya asalkan Ibu bisa tetap hidup," ratap gadis kecil itu sambil menangis tersedu-sedu. Beberapa orang yang menyaksikan kejadian menyedihkan itu tampak sudah terbiasa dengan situasi sulit seperti ini. Sebenarnya, kondisi di markas mereka masih cukup baik. Di markas lain, karena saking laparnya, orang-orang bahkan sampai saling memakan satu sama lain. Saat ini, Michael memasuki ruang dimensinya dan menyadari bahwa masih ada banyak barang yang belum dia pindahkan. Karena adanya perbedaan waktu di dunianya dan dunia Valery, dia pun akhirnya menuliskan sebuah catatan. Keesokan paginya, Valery bangun lebih awal. Akhir-akhir ini, Valery merasa lebih sehat dan berenergi. Dia menduga semua ini karena kondisi keuangannya yang membaik dan juga karena dia telah menyerap kristal energi yang membuatnya mengalami perubahan fisik yang lebih baik. Hal pertama yang dia lakukan setelah bangun adalah memeriksa ponselnya. Dia melihat ada lebih dari 99 pesan dari aplikasi novel yang dia gunakan. Saat ini baru pukul enam pagi. Kemudian, dia segera memasuki ruang dimensinya dan terkejut melihat begitu banyak perhiasan emas yang berkilauan.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.