Bab 74 Kepeduliannya
Verian dibawa langsung ke ruang tunggu ruang kerja presiden oleh Heaton.
Heaton kemudian membaringkan wanita di bahunya langsung ke tempat tidur besar yang empuk di ruang tunggu. Verian dengan cepat bangkit dan hendak melarikan diri. Pria itu sontak menendang pintu ruang tunggu dan menarik lengannya untuk membawanya kembali.
"Jika kau tidak ingin terus menaiki tangga, bersikaplah yang baik. Tunggu di sini."
Dia lebih suka menaiki tangga daripada tinggal sekamar dengannya, oke?
Masih merasa marah, sebuah tangan besar meraba dahinya. Verian tanpa sadar mundur ke tempat tidur di belakangnya dan menatapnya dengan waspada.
Tangan besar Heaton berhenti. Dia sepertinya mengerti apa yang ditakuti. Dia mengerutkan bibir tipisnya dan berbicara dengan suara sedingin es. "Tenang. Aku tidak tertarik pada pasien cacat."
Seorang pasien cacat?
Jika bukan karena dia, kenapa dia menjadi pasien cacat? Apa pria ini merasa malu untuk mengatakan hal barusan?
Verian melepaskan tangannya. "Kenapa kau membawak
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link