Bab 5
Aku menatap Larissa dengan bingung. Aku tidak mengerti mengapa dia begitu marah.
Dulu, aku pernah bertindak seperti ini, dan dia berkata, "Aku bukan alat yang bisa dikontrol untuk memenuhi keinginanku. Tolong berikan aku sedikit kebebasan, aku merasa seperti tercekik."
Sekarang, saat aku tidak peduli dengannya, dia malah menegurku karena tidak memedulikannya. Aku benar-benar tidak tahu apa yang dia inginkan.
Namun, aku tidak mengungkit masa lalu, dan hanya menjawab dengan santai, "Kamu sedang berkumpul dengan temanmu. Kalau aku sering meneleponmu, 'kan kalian nggak nyaman. Lagi pula, kamu dan Freddy hanya teman, jadi aku nggak punya alasan untuk khawatir."
Di mata Larissa, terlihat keterkejutan yang tidak terduga. Mungkin dia tidak menyangka aku bisa menanggapi soal Freddy dengan suara sesantai itu.
Wajahnya sedikit melunak dan dia menjelaskan, "Postingan di Instagram itu hanya sebagai kenangan, nggak ada arti lain. Jangan berpikir yang macam-macam."
Aku menggelengkan kepala, dan hendak bicara, tetapi Larissa berkata lebih dulu, "Apa maksudmu? Apa kamu pikir aku nggak seharusnya pergi ke pesta ulang tahun Freddy? Aku dan dia sudah berteman selama sepuluh tahun. Kami hanya sempat sebentar bersama dulu, sekarang kami murni hanya teman. Sebagai teman dekat, aku punya alasan untuk datang ke pestanya."
Aku menatap Larissa dengan penuh pengertian. "Aku mengerti. Sekarang sudah malam, kamu sebaiknya istirahat di kamar."
Larissa terdiam, dan menatapku seakan ingin memastikan aku benar-benar tidak marah.
Setelah beberapa saat, dia tidak menemukan jawaban dan mencoba merangkul pinggangku, tetapi aku diam-diam menghindarinya.
Dengan tenang, aku bertanya, "Mau tidur di kamar utama atau di kamar tamu?"