Bab 82
"Heh anak nakal, di perjalanan tadi kamu pasti membicarakan Nenek di belakang lagi, 'kan?" Debora langsung melirik Jayden sejenak, kemudian menggenggam tanganku dengan penuh kehangatan. Dia memandangku dari atas hingga bawah, matanya penuh dengan rasa puas, dan bahkan terlihat hampir tertawa senang.
"Namamu Emily, 'kan?"
Aku mengangguk.
Debora menepuk-nepuk tanganku dengan penuh kasih sayang, sementara wajahnya memancarkan kehangatan. "Waktu itu benar-benar beruntung ada kamu. Kalau nggak, nyawaku ini pasti sudah melayang di sana."
"Setelah kejadian itu, aku meminta Jay mencarimu. Aku ingin berterima kasih secara langsung. Tapi dia selalu mengelak dan bilang nggak ada waktu." Saat mengatakan ini, Debora melirik Jayden dengan tatapan mengeluh. "Lalu anak ini masuk militer dan entah bagaimana bisa tertunda sampai tiga tahun. Baru beberapa hari lalu dia tiba-tiba bilang akan membawamu ke sini ... "
Aku tidak menyangka kalau setelah kejadian itu Debora pernah mencariku. Kalau dipikir-pikir
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link