Bab 11
Jane benar-benar licik. Saat menyadari bahwa Sean ada di belakangku, dia sengaja memancingku mengucapkan kata-kata itu untuk membuat Sean salah paham.
Aku bergegas mendekati Sean dan mengulurkan tanganku untuk menahan Sean yang hendak pergi.
"Sean, bukan begitu. Ini nggak seperti yang kamu dengar."
Aku buru-buru mencoba menjelaskan kepada Sean.
Dia menatapku dengan dingin. Sorot matanya penuh dengan kegetiran.
"Jangan bicara lagi, Vica. Kamu hebat juga, ya. Selama ini, nggak ada yang berani mempermainkan Sean Ford. Kamulah yang pertama."
Tanpa mendengarkan penjelasanku, dia langsung pergi.
Sean meninggalkan rumahku dengan perasaan kecewa.
Tidak ada yang suka jika merasa dipermainkan, apalagi seorang pria berharga diri tinggi seperti Sean.
Dia pasti sangat membenciku.
Sementara itu, dadaku terasa sesak.
Rasa sakitnya membuatku ingin menangis.
Dahulu, aku sangat menyukai Sean. Sekarang, setelah bertemu dengannya lagi, ternyata perasaan itu tidak pernah berubah.
Aku pikir kali ini, aku bi
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link