Bab 4
Semua orang langsung menolehkan kepala. Erwin berjalan ke dalam dan diiringi sekelompok orang.
Erwin yang anggun, tampan, dan kekar sangat menonjol di antara teman-temannya. Pantas Erwin dijuluki sebagai pangeran di SMA mereka.
"Kak Erwin, Mazaya menyembur Sherly dengan anggur merah. Ini keterlaluan!"
Karen bergegas maju bersama Sherly dan mengadu pada Erwin.
Sherly menggigit bibirnya, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Mata Sherly berlinang air mata saat menatap Erwin, memberitahukan kesedihannya saat ini. Tubuh Sherly yang lemah dan kacau mulai gemetar, tampak sangat kasihan.
Erwin termangu ketika melihat Mazaya. Tatapan matanya yang kelam menyiratkan ekspresi yang kompleks.
Lalu, Erwin melepas jaketnya untuk dipakaikan kepada Sherly. Erwin menepuk bahu Sherly seraya menghiburnya dengan suara lembut, "Nggak apa-apa. Aku sudah menyuruh Wilson menyiapkan gaun cadangan. Kamu ganti dulu, oke?"
Sherly mendongakkan tatapan pada Erwin dengan mata berkaca-kaca. Dia mengangguk. "Oke. Sebenarnya, ini nggak ada hubungannya dengan Kak Mazaya. Aku sendiri yang nggak berhati-hati, jangan menyalahkan Kak Mazaya. Kalian bersenang-senanglah."
Mazaya menyeringai.
"Kamu si munafik bilang itu nggak ada hubungannya denganku, tapi kamu diam-diam menyindirku. Nggak usah taruhan kalau kamu nggak bisa menerima kekalahan! Kamu sendiri yang mau taruhan. Lalu? Kenapa orang lain bisa menerima kekalahan, tapi kamu nggak bisa?"
Mendengar itu, ekspresi wajah Sherly membeku. Sherly menatap Erwin dengan tak berdaya sambil menggigit bibir. Sherly menundukkan kepala dan diam lagi.
Karen tidak tahan lagi dan membantah, "Kamu bilang apa? Siapa yang nggak tahu kamu nggak senang dengan Sherly karena Sherly mengekspos identitas palsumu? Kenapa kamu nggak tinggal di luar negeri saja, malah kembali lagi?"
Perkataan Karen sepertinya membuat Sherly terharu. Sherly mendongakkan kepala dan menatap Karen dengan ekspresi sedih. Matanya berbinar.
Melihat itu, Karen merasa dirinya adalah kesatria yang membela keadilan. Karen meneruskan.
"Kamu juga dendam karena janji pernikahan antara Sherly dan Kak Erwin. Sherly adalah putri Keluarga Madius yang sesungguhnya. Kamu telah menempati posisi Sherly dan menikmati hidup selama bertahun-tahun. Bukannya membalas budi, kamu membalas air susu dengan air tuba. Mana bisa begitu? Kamu nggak tahu berterima kasih!"
Wajah Erwin menjadi muram. Tebersit kejengkelan dan antipati dalam tatapan matanya pada Mazaya. Erwin berujar, "Cukup. Walau kamu nggak senang, perhatikan tempatnya."
Lalu, Erwin berbalik badan bersama Sherly tanpa menghiraukan Mazaya.
"Janji pernikahan antara Keluarga Madius dan Keluarga Susanto ditetapkan karena aku membantu mengatasi krisis Grup Susanto. Setelah itu, Keluarga Susanto datang untuk mengajukan lamaran."
Suara yang dingin itu membuat Erwin berhenti di tempatnya.
"Siapa yang ingin dinikahi oleh Keluarga Susanto? Erwin, kamu lebih tahu dari siapa pun soal ini."
Erwin menghardik dengan ekspresi muram, "Ini bukan alasan bagimu untuk merundung Sherly!"
"Sherly merundung temanku tanpa alasan. Aku hanya membela temanku."
"Keadilan akan menghakimi siapa yang nggak tahu berterima kasih. Jangan sampai merusak usaha Keluarga Madius selama bertahun-tahun demi kemenangan sesaat. Selain itu, Sherly, EQ dan IQ-mu nggak mungkin hanya seperti ini."
Suara Mazaya yang dingin sangat menusuk. Lalu, sosok yang kurus itu melewati mereka.
Di saat semua orang terbengong, Steven berjalan menuju Mazaya dengan antusias ....
"Mazaya, kamu akhirnya datang! Aku sudah meneleponmu berkali-kali. Aku pikir kamu nggak akan datang."
"Pak Steven, selamat ulang tahun." Mazaya memberikan hadiahnya.
"Terima kasih. Sini, temui temanku. Biar mereka lihat murid terbaik yang pernah kutemui dalam seumur hidupku. Dijamin mereka akan sangat iri!"
Steven tersenyum seraya menepuk Mazaya. Lalu, Steven membawanya ke ruang istirahat.
Dilihat dari sikap Steven ... Mazaya sepertinya memiliki latar belakang yang luar biasa?
Semua orang terkesiap. Detik berikutnya, semua orang menoleh pada Karen.
Bukankah Karen mengatakan Mazaya bisa masuk karena hubungannya dengan Keluarga Madius?
Mazaya ... tidak mengandalkan koneksinya dengan Keluarga Madius untuk masuk, melainkan diundang secara pribadi oleh Pak Steven?
Karen merasa kehilangan muka dan mengentakkan kakinya dengan marah.
Sejak kapan Mazaya begitu akrab dengan Pak Steven?
...
Pada saat ini, di balkon lantai atas aula perjamuan, sepasang mata yang tenang tak beriak menyaksikan kejadian itu.
"Apa yang sedang kamu lihat?"
Suara yang lantang memecah ketenangan itu.
Sebelum Jimmy menjawab, Jordan Darman menghampirinya dengan membawa dua gelas bir. Jordan mengikuti arah pandangan Jimmy. Sepertinya ada orang yang sedang mengadakan perjamuan di lantai bawah.
"Nggak ada apa-apa."
Jimmy memalingkan tatapannya dengan cuek.
Jimmy tidak menyangka dia akan bertemu wanita yang baru saja membuat surat nikah dengannya beberapa hari lalu dan menghilang selama beberapa hari setelah itu, Mazaya Farah.
Meskipun berada dalam situasi yang canggung, Mazaya sangat tenang dan tidak panik. Mazaya memiliki kondisi psikologis yang sangat stabil.
Mazaya telah melakukan kencan buta berkali-kali sejak kembali ke tanah air sebulan lalu?
Mazaya tetap melajang demi seorang pria bernama Erwin Susanto?
Jimmy mencibir dan tidak berniat untuk turun tangan. Jika Nenek begitu mengagumi Mazaya, biar dia lihat seberapa besar kemampuan Mazaya. Begitu mencapai batas, dia akan memberikan sejumlah uang pada Mazaya dan mengusirnya.
Solusi untuk menghadapi wanita itu sangat gampang.
Jika tidak bisa, berarti uang yang diberikan padanya kurang.
Mazaya sepertinya juga seperti itu.
"Kenapa kamu sembunyi di sini?" Jordan meminum bir yang ditolak oleh Jimmy. "Begitu pulang, kamu langsung melakukan aksi besar dan menyumbangkan 700 miliar pada Universitas Alkana. Kamu benar-benar berencana untuk berinvestasi pada Universitas Alkana?"
"Lulusan terbaik di Universitas Alkana nggak kalah dari yang di luar negeri. Mereka hanya membutuhkan kondisi yang lebih memadai untuk mengeksplorasi dan berekspresimen.”
Nada suara Jimmy cuek.
Jordan mengangguk. Dia berujar dengan waswas, "Tapi itu mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama."