Bab 126
Vincent memakai setelan jas dan duduk di dekat jendela besar dalam kantor. Dia tampak kesepian dan sulit didekati. Sebelumnya, dia selalu berkelana dan belum pernah mengelola perusahaan. Memang membutuhkan waktu agar bisa melakukannya dengan baik.
Dahulu, aku selalu merasa Arya memiliki kepribadian yang bagus meskipun di saat dia bersikap menyebalkan.
Namun sekarang, aura Arya sepertinya tertekan di hadapan Vincent.
Perseteruan mereka tampaknya memuncak. Vincent tetap bungkam, jadi Arya membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Hah ... ternyata kayak gini ketulusan Perusahaan Isman. Masa ngirim orang bodoh buat nego sama Perusahaan Japardi, kayaknya kerja sama ini nggak perlu dibahas lagi."
"Memang nggak perlu dibahas lagi." Vincent mencibir. Dia terlihat seperti ingin membunuh orang.
Apalagi saat berhadapan dengan Arya, Vincent seolah-olah berubah menjadi iblis dan ingin mencabik-cabik dia.
Arya mengerutkan alis. Jika tidak perlu dibahas lagi, mengapa menyuruhnya datang? Apakah Vincent se

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link