Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 9 Apakah Kamu Akan Bangkrut?

Monica tersenyum, kemudian masuk ke dalam lift. Tiba di depan pintu kantor CEO, dia mendengar suara dari dalam, "Apakah Jill sudah datang?" "!!!" Maura dan Monica membeku di depan pintu. Mereka menatap Vasco yang keluar untuk menyambut mereka. Monica-lah yang bereaksi dulu. "Halo, Pak Vasco. Aku Jill sekaligus bos M&M, Monica." Vasco berjabat tangan dengan Monica, tetapi matanya tertuju pada Maura. "Dia ...." Monica menjelaskan, "Asistenku." Vasco hampir tertawa. Dia menoleh untuk menggoda orang di dalam, "Gaston, apakah kamu sudah mau bangkrut?" Begitu Maura mengikuti pandangan Vasco untuk melihat ke dalam, dia melihat sosok familier duduk di sofa dengan punggung menghadap pintu. Meskipun itu hanya sebuah siluet, Maura tetap bisa mengenalinya secara sekilas. Itu adalah Gaston. Maura pun cemberut. Kenapa dunia begitu sempit? Mereka gagal bertemu di Biro Urusan Sipil, tetapi berhasil bertemu di Bitar Entertainment. Gaston juga menatapnya dengan keraguan yang terlihat jelas di matanya. Vasco mengalihkan pandangannya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bu Monica, aku sudah lama menunggumu. Silakan masuk ke dalam." Maura mengalihkan pandangannya, kemudian mengekori Monica. Dia mencoba yang terbaik untuk memainkan perannya sebagai asisten. Kerja sama antara Bitar dan M&M pada dasarnya telah selesai, tinggal bos besar yang mengambil keputusan akhir. Meskipun Monica bukan Jill asli, dia telah menjadi sahabat Maura selama bertahun-tahun. Dia hafal konsep desain serta kelebihannya sehingga dia tidak takut untuk diberi pertanyaan. Segera tiba waktunya untuk menandatangani kontrak. Vasco mengesampingkan kontrak itu, lalu berkata sambil tersenyum, "Bu Monica, jangan khawatir tentang kontraknya. Sebelum menandatangani kontrak, aku punya sebuah permintaan. Aku punya teman yang ingin memintamu mendesainkan gaunnya. Ini nggak ada di dalam kontrak, jadi kamu bisa menentukan harga sesukamu, asalkan dapat menyelesaikannya tepat waktu untuk pesta mode perusahaan kami bulan depan." Hanya ada Gaston di kantor selain Vasco. Tidak sulit untuk menebak siapa teman yang dimaksud Vasco. Monica tersenyum tipis sambil memaki dalam hati, tetapi dia berkata dengan sopan, "Pak Vasco, suamiku baru saja meninggal. Aku khawatir hasil desain yang mendesak nggak bisa membuat temanmu puas, lalu merusak pertemanan kalian." Setelah mengatakan itu, Monica berdiri tanpa ragu-ragu, lalu mengambil kontraknya. "Karena Pak Vasco masih ingin mempertimbangkannya, aku akan mengambil kontraknya dulu. Ada hal lain yang harus aku lakukan, jadi aku pamit." "Hei!" Vasco mengulurkan tangannya untuk menahan Monica. Dia hanya menyinggung hal lain, tidak mengatakan bahwa dia tidak akan menandatangani kontrak. Namun, Maura dan Monica jelas tidak berniat untuk tinggal lebih lama. Mereka langsung keluar. Vasco akhirnya berhasil membuat janji dengan Jill, tetapi malah membuatnya pergi. Tatapan curiga Vasco tertuju pada Gaston. "Hei! Kak Maura itu asisten Jill, kenapa kamu nggak meminta bantuannya saja?" Kenapa harus meminta bantuan Vasco? "Apakah kalian berdua sedang bertengkar?" Vasco berkata pada dirinya sendiri, "Kelihatannya nggak seperti itu. Tadi dia sempat menabrak mobilku, matanya berbinar ketika menyebutmu." Berbinar? Lebih tepatnya memancarkan mata duitan. Gaston menatap Vasco dengan dingin, "Ayahmu benar karena nggak membiarkanmu mewarisi Keluarga Stein." Jika tidak, cepat atau lambat Keluarga Stein akan merugi. Setelah selesai berbicara, Gaston mengambil mantelnya dan berdiri untuk pergi. ... Setelah keluar, Maura bersin dengan keras. Dia menggosok matanya, menduga bahwa dua pria itu sedang membicarakannya. Monica juga segera melepas kacamata hitamnya dan menghela napas. "Apa-apaan Gaston? Kalian belum bercerai, dia sudah terang-terangan berselingkuh! Memang pilihan yang tepat kalian bercerai. Kamu lagi segera memutuskan hubunganmu dengannya." Temperamennya memang berapi-api, tentu saja Monica tidak segan untuk memarahi orang. "Bisa-bisanya dia meminta istrinya mendesain gaun untuk selingkuhannya! Memangnya wanita itu pantas memakainya?" Setelah kehilangan pesanan dari Bitar, Monica melampiaskan kemarahannya pada Gaston. Maura tersenyum pahit. Kata-kata Monia benarnya dan memilukan, tetapi dia benar-benar tidak merasakan apa pun sekarang. Prioritas utama adalah menceraikan Gaston secepat mungkin. "Sebaiknya kita segera pergi. Kalau Vasco mengejar kita dan meminta uang untuk memperbaiki mobilnya, maka kita akan makin sial." Maura berkata dengan rasional, "Lagi pula, kenapa kita harus perhitungan dengan seorang bajingan?" Gaston yang keluar dan mendengar kalimat itu pun terlihat kesal. Maura sudah menjadikannya sebagai tameng, bahkan mengatainya bajingan. Sangat bagus. Maura dan Monica tidak menyadarinya. Mereka dengan cepat masuk ke dalam mobil sambil berbicara. Monica menyalakan mobil, kemudian segera melajukan mobilnya. Di tengah perjalanan, Monica masih merasa sedih. "Ngomong-ngomong, aku mendapat kartu undangan ke pesta mode Bitar. Nanti aku akan pergi bersamamu. Kalau dia berani mengganggumu, aku akan menghajarnya dan selingkuhannya itu."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.