Bab 232
Sebagai satu dari Empat Mahaguru di Kota Silas, Osman selalu memandang sangat tinggi pada dirinya sendiri. Orang-orang yang dianggapnya layak untuk diperhatikan di Kota Silas ini bisa dihitung dengan jari. Sejak awal sampai akhir, dia tidak pernah percaya jika Adriel adalah seorang Mahaguru Muda.
Oleh karena itu, Osman sama sekali tidak punya niat untuk mengambil tindakan.
Ketika terdengar suara tembakan yang begitu gencar di luar sana, Osman pun tidak bisa lagi merasa tenang. Namun, karena gengsinya yang begitu kuat, dia tetap tidak mau keluar begitu saja.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk keluar sekarang.
Ketika melihat mayat Arcie, selain menunjukkan amarah yang membara di wajahnya, Osman juga terpaksa harus menilai kembali Adriel dengan lebih serius.
"Dia nggak akan mati sia-sia."
Tatapan Osman kembali tertuju pada Adriel. Matanya dipenuhi dengan keinginan untuk membunuh.
"Apa Mahaguru Osman akhirnya nggak bisa lagi duduk diam?"
Adriel malah mengolok-oloknya dengan santai, tanpa
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link