Bab 115
Adriel tersenyum simpul.
Di sebelahnya, Vivian dengan lembut menarik lengan Adriel sambil menggelengkan kepalanya, lalu memberi isyarat agar dia tidak bersikap keras kepala dan sok berani.
Ebert juga buru-buru berbisik, "Kak Adriel, sudahlah. Pria sejati tahu kapan harus mundur. Diro memang bukan siapa-siapa, tapi Brodi adalah putra Pak Petra. Ini juga adalah wilayah Istana Phoenix, kita nggak bisa melawannya. Lebih baik kamu bersabar saja."
"Ini bukan masalah. Mereka hanya anjing gila yang menggonggong kurang disiplin saja. Nggak ada yang perlu ditakutkan," jawab Adriel.
Para gadis penghibur di dalam ruang VIP semuanya menunjukkan ekspresi menghina. Mereka menganggap Adriel benar-benar sudah bosan hidup.
Brodi berkata pada muncikari di ruang VIP tersebut, "Pergilah, panggil orang-orang ke sini. Jangan biarkan dia keluar dari Istana Phoenix dengan mudah."
Muncikari segera keluar ruang VIP untuk memanggil petugas keamanan. Sementara itu, Selvi yang sebelumnya minum bersama Adriel tampak
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link