Bab 179
"Iya, Papa memang benar ... " ucap Mellisa dan Robert bersamaan, mereka hanya bisa tersenyum dan mengiyakan perkataan Hendrik.
"Aku sangat suka hadiah ini. Mana Leana? Panggil dia, aku ingin memeluknya!" tanya Hendrik sambil terus tersenyum senang.
"Leana bilang dia sedang tidak enak badan dan tidak akan turun kemari. Dia bilang nanti akan datang menemui Anda sendiri," jawab Pak Xavier.
"Hhh, anak itu ... " ucap Hendrik sambil menghela napas.
Hendrik menghela napas dengan sedih, dia lalu berkata, "Xavier, tolong bingkai lukisan ini untukku nanti, gantung di ruang kerjaku supaya aku bisa melihatnya setiap saat."
Pak Xavier pun mengangguk dan menyimpan lukisan itu dengan hati-hati.
Lucy hampir meledak karena marah saat melihat kakeknya sangat menghargai hadiah Leana. Matanya memerah penuh kebencian!
Awalnya, dia mengira adiknya yang tidak punya banyak uang saku itu tidak mungkin bisa memberikan hadiah yang bagus saat perayaan ulang tahun kakeknya.
Namun, gadis sialan itu justru mencari c
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link