Bab 31
Raut wajahnya menjadi muram lagi.
Viona juga melihat kerahnya agak miring di cermin, tetapi masih tidak melewati batas wajar.
Selain itu, gedung ini ditempati oleh pimpinan sekolah dan kualitas budayanya sangat tinggi. Viona pun tidak perlu khawatir.
Mungkin saja posisi tidurnya agak tidak enak untuk dilihat.
Masih harus ditegur karena ini. Untung saja saat itu Viona tidak menikah dengannya. Kalau tidak, dia tidak akan bisa menjalani hidup ini.
Viona tidak membantahnya, hanya menganggukkan kepala dengan patuh dan tenang.
Sesampainya di bawah, Steve berjalan menuju sepeda yang diparkir di bawah naungan pohon dengan kaki jenjangnya.
Kali ini dia keluar karena urusan pribadi. Kalau tidak ada urusan atau tugas yang mendesak, tentu saja tidak boleh berangkat dengan mobil pasukan. Steve sebagai komandan juga harus menjadi panutan.
Viona mengikuti dan berjalan ke kursi belakang sepeda, kemudian mengangkat pinggulnya dan duduk menyamping di kursi belakang sepeda dengan terampil. Salah satu tan
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link