Bab 442
Begitu mendengar ucapan itu, Debby buru-buru melangkah maju. "Aku ... aku nggak bermaksud seperti itu ... " katanya gugup.
Windy menatapnya dengan tenang dan membalas, "Lalu, maksudmu apa? Kamu mau aku obati?"
Debby terdiam. Tak sanggup menjawab.
Sudut bibir Windy terangkat, matanya berkilat geli. "Aku bisa saja mengobatimu, tapi kamu harus minta tolong padaku."
Ya, Windy memintanya untuk memohon.
Wajah Debby langsung pucat pasi.
Windy tahu betul siapa Debby. Gadis itu selalu memandangnya rendah dan merasa dirinya jauh lebih unggul. Fakta bahwa Windy adalah Dokter W saja sudah jadi pukulan telak yang menghancurkan harga dirinya.
Sekarang dia harus menundukkan kepala dan minta tolong? Bagi Debby, itu bahkan lebih menyakitkan daripada mati.
Dan bukan cuma Debby. Bu Rosa, Lisa, dan Tanissa pun merasa seperti dicekik dari dalam. Masing-masing hati mereka menjerit lebih keras dari yang lain.
Mata jernih Windy menyapu wajah mereka satu per satu sambil tersenyum dan berkata, "Sekarang posisi

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link