Bab 94
Wajah kapten menjadi muram, dia masuk dengan dua penjaga keamanan.
"Pak, silakan pergi dari bandara kami. Kamu sekarang masuk daftar hitam bandara kami," ucap kapten.
Wajah Leon berubah muram saat melihat ini.
Dia merasa sangat menyesal, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa dirinya menyebalkan.
....
Pukul tiga sore, kami tiba di Ateria dengan selamat.
Levin memesan dua taksi untuk pergi ke hotel yang dipesan.
Dia meminta kami menunggu di lobi dan pergi ke meja resepsionis untuk mengambil kartu kamar.
Pihak kampus memesan kamar suite untuk kami berlima.
Ada lima kamar tidur dan satu ruang tamu di dalamnya dan setiap kamar memiliki kamar mandi sendiri.
Sejak masuk ke kamar, Fredi tercengang dan terus memuji.
"Kampus kita cukup murah hati juga! Apakah ini kamar presidential suite yang dikatakan orang-orang?" tanyanya.
Sandy tertarik dengan kata-kata Fredi dan mulai berpikir.
"Bukankah kamar Presidential Suite seharusnya berada di lantai satu?" tanya Sandy.
Fredi mengangguk
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link