Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 7

Aku meliriknya sekilas, lalu berujar, "Atur saja pekerjaanmu dengan baik. Jangan main-main denganku." "Ya! Baik, aku mengerti!" jawab sutradara itu. Sutradara itu menundukkan kepala dengan sikap penuh hormat. Sementara itu, aku bangkit untuk pergi. Aku sudah melihat resume Ratna. Dia adalah seorang gadis yang sangat tekun. Dari kota kecil hingga ke akademi film, dia terus berjuang untuk mendapatkan banyak audisi seperti ini. Dengan kondisinya, mustahil dia tidak mendapatkan peran yang cocok. Namun, mengapa tak ada tempat yang mau menerimanya? Jawabannya sudah jelas. Aku tak ingin menggunakan aturan-aturan kotor itu untuk mencemari gadis sebaik dia. Mungkin ini bisa dianggap sebagai prinsipku. Di kehidupan ini, masih banyak hal yang harus aku lakukan. Waktu di kampus berlalu dengan cepat. Dalam sebulan, semua proses pemilihan pemeran telah selesai. Selain itu, aku juga mendengar kabar yang cukup mengejutkan. Linda sedang hamil! Berita ini tersebar dari Stella. Di dalam kafe, Stella tampak mengenakan masker, menutupi dirinya dengan rapat. "Aku sudah bilang padamu sejak awal, kenapa kamu nggak menghentikan Linda?" ujar Stella. Aku menatapnya sambil membalas, "Kamu mengundangku ke sini hanya untuk menyalahkanku karena nggak menghentikannya?" Kali ini, Stella yang memintaku untuk bertemu di kafe. "Apa kamu tahu artinya kehamilan ini bagi Linda?" tanya Stella. "Sebuah keluarga terhormat nggak akan membiarkan skandal seperti ini terjadi," lanjut Stella. Aku menatap matanya, lalu berkata, "Bukankah sudah aku katakan kalau dia nggak ada hubungannya denganku?" Mendengar ucapanku, Stella menjadi kesal. Dia berujar, "Apa kamu tahu apa yang akan aku katakan?" "Kenapa kamu nggak berpikir lebih jauh? Dirga, aku melakukan ini demi kebaikanmu!" "Meski kamu nggak mau punya hubungan apa pun dengan Linda, setidaknya kamu harus menjelaskan semuanya secara resmi." "Apa kamu nggak berpikir? Linda sedang hamil, tapi semua keluarga terhormat tahu kalau kalian sudah dijodohkan sejak masih kecil." "Ini nggak hanya merusak reputasi Keluarga Wijaya, tapi juga merugikan Keluarga Wiyasa!" Stella berbicara dengan cepat, "Bahkan hubungan kedua keluarga kalian bisa rusak karena masalah ini!" Aku mengambil kopi, menyesapnya dengan tenang. "Hal itu memang belum aku pikirkan," jawabku. "Tapi Stella, kamu nggak mengerti apa yang telah aku alami." "Linda adalah orang dewasa. Dia harus bertanggung jawab atas pilihannya sendiri." "Kehamilan dan skandal seperti ini juga merupakan pilihannya." Setelah mengatakan itu, aku mengambil gula, lalu melanjutkan, "Mau tambah gula?" Stella menyilangkan lengannya dengan kesal sambil berkata, "Kamu ini benar-benar nggak bisa diajak bicara! Apa pun yang aku katakan, kamu tetap tenang saja!" "Minggu depan adalah ulang tahun nenekku. Keluargamu dan Keluarga Wijaya juga akan datang. Aku nggak mau masalah ini merusak perayaan ulang tahun itu!" Mendengar itu, aku tertawa kecil, "Mana mungkin? Orang tua kami nggak sebodoh itu." "Meski masalah Linda terungkap, itu bukan sesuatu yang akan dibahas dalam perayaan ulang tahun." Stella juga berasal dari keluarga terhormat. Itulah mengapa dia punya hubungan dekat dengan Linda. Sebelumnya, Stella selalu berpikir bahwa aku dan Linda adalah pasangan yang sempurna. Sebelum Linda jatuh cinta pada si bajingan itu, hubungan kami bertiga sangat baik. Stella menutup wajahnya dengan tangan, lalu berujar, "Ah! Aku benar-benar kesal. Apa kamu nggak mengerti maksudku?" "Aku mengerti." Aku meletakkan kopi, menatapnya, lalu berkata, "Stella, nggak ada sesuatu yang bertahan selamanya." "Dulu aku memang serius terhadap Linda." "Tapi sekarang, aku ingin memberitahumu dengan tegas. Aku dan Linda sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Anggap saja pertunangan itu sebagai lelucon di antara orang tua kami." Stella ingin mengatakan sesuatu, tetapi aku langsung memotongnya. "Selain itu, meski Linda menggugurkan kandungannya sekarang, apa kamu pikir aku, Dirga Wiyasa, mau dengan seorang wanita yang pernah hamil?" Nada bicaraku sedikit serius, membuat Stella terkejut. "Sejak saat Linda membuat pilihannya, hubungan kami sudah berakhir." Setelah itu, aku langsung bangkit berdiri, lalu berujar, "Stella, aku menghargai usaha yang kamu lakukan selama ini." "Tapi kenyataannya memang seperti ini."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.