Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 2 Tetangga Cantik

Setelah mengatakannya, David melingkarkan lengannya ke leher Isabell dan melenggang keluar. "Isabell!" Hans berteriak dengan penuh kemarahan. Apa Isabell benar-benar tidak punya perasaan? Mungkinkah hubungan mesra antara mereka hanya pura-pura? Mungkinkah Isabell dipaksa oleh David? Isabell tertegun, lalu berbalik. David menyeringai tipis dengan wajah meledek. Isabell menarik napas dalam-dalam. "Hans, aku sebenarnya sudah lama ingin putus. Kita berdua tidak punya masa depan kalau terus bersama." "Ka- kamu ... punya masa depan sama dia?" Hans naik pitam sampai seluruh tubuhnya gemetar. Sesuatu perlahan mengalir di sudut matanya, entah darah atau air mata. Matanya bahkan berbayang. "Entahlah!" Isabel menggelengkan kepala. "Tapi, apa yang dia berikan adalah sesuatu yang nggak bisa kamu bayangkan. Sesuatu yang nggak bisa kamu beri padaku seumur hidupmu." "Benar, benar." David mengangguk dan menambahkan. "Aku bisa memuaskan dia setiap hari, apa kamu bisa? Aku bisa memuaskan dia tiga jam berturut-turut, apa kamu bisa? Hahaha!" David jelas pemuda berandal. Ucapannya kasar dan vulgar. Isabell mengangkat tas kulit di tangannya dan menatap Hans. "Tahu nggak harga tas ini? Harganya 479 juta, David baru membelikanku tadi sore." "Gajimu cuma tujuh juta per bulan. Kalaupun kamu tabung semuanya tanpa makan dan minum, kamu perlu waktu tujuh tahun sampai bisa beli satu tas ini." "Aku sudah muak, jadi ... tolong buang semua barang-barangku di rumahmu. Aku nggak bakal ke sana lagi!" Setelah mengatakan itu, Isabell menggandeng lengan David dan berbisik, "Papa, ayo pergi." "Hahaha, kamu dengar? Kasihan sekali kamu, dasar bodoh." Setelah mencela, David berbalik dan lanjut memeluk Isabell sambil memasukkan tangan ke kerah baju wanita itu. "Uhuk ..." Hans tiba-tiba memuntahkan darah. "Hans!" Aldo sangat khawatir. Tubuh Isabell ikut gemetar ketika mendengar teriakan Aldo, tetapi dia tidak menoleh. Dia memasuki lift bersama David dan satu orang lainnya. "Cepat bawa ke rumah sakit. Saking marahnya dia sampai muntah darah. Kalian nggak perlu bayar kompensasi kerusakan." Pak Nicolas cukup murah hati. Dia melambaikan tangan untuk meminta Aldo mengantar Hans ke rumah sakit. "Makasih, Pak Nicolas." Aldo merangkul Hans dan segera pergi. Hans melepaskan diri dari Aldo begitu mereka keluar dari rumah judi. "Aldo, makasih. Aku nggak apa, cuma pengin menyendiri sebentar!" Hans tertawa getir, lalu berjalan dengan terseok-seok menyeberangi jalan. Aldo ingin mengejar, tetapi ada mobil yang melintas, jadi dia harus berhenti. Namun, setelah mobil melintas, batang hidung Hans di seberang jalan sudah tidak terlihat lagi. Hans berlari menyusuri jalan yang gelap. Matanya yang merah membuat pandangannya makin kabur. Sesampainya di rumah satu jam kemudian, dia langsung berbaring di lantai dengan napas terengah-engah. Hans merasakan perih yang tak tertahankan dalam hati! Dia telah menjalin hubungan dengan Isabell selama empat tahun, bahkan telah tinggal bersama selama tiga tahun terakhir, tetapi akhirnya kenyataan menamparnya keras. Air mata bercampur darah perlahan mengalir, membuat penglihatannya makin kabur. Dalam kegelapan, Hans sekilas melihat bintang dan bulan pada langit malam melalui langit-langit beton kamarnya. Hanya, dia sedang tidak peduli. Hans telentang di lantai sambil mentertawakan diri. Dia mengakui dirinya selalu berkompromi untuk memanjakan Isabell selama empat tahun menjalin hubungan. Bisa dibilang, Hans seperti penjilat! Selama ini, dia selalu menganggap perlakuan seperti biasa dalam hubungan. Mana ada pria yang tidak memanjakan wanitanya? Akan tetapi, Hans menyadari selama ini dia salah. Dalam hubungan yang tidak seimbang ini, hanya pihak yang memberi paling banyak yang terluka. "Eh? Kok aku bisa lihat bulan?" Hans akhirnya sadar ada yang janggal! Dia belum menyalakan lampu sejak masuk rumah. Sekalipun sudah menyalakan lampu, bagaimana bisa dia melihat bulan di balik beberapa lapis lantai? Hans memejamkan mata rapat-rapat sebentar, lalu membukanya kembali dan melihat ke atas lagi. Setelah fokus memandang, langit-langit beton kamarnya berangsur berubah transparan. Penglihatannya mulai menembus langit-langit. Di tengah keterkejutannya, sepasang kaki yang ramping dan indah perlahan muncul dalam penglihatannya. Tak lama kemudian, kedua matanya mendapati seorang wanita bertubuh indah yang sedang berlatih yoga. "Wow ..." Tatapannya menembus celana ketat wanita itu dalam sekejap. Melihat tubuh putih dan mulus wanita itu menyebabkan kejantanannya langsung menegak. Hans tercengang! Sepanjang hidupnya selama lebih dari 20 tahun, dia belum pernah melihat tubuh semulus dan sesempurna itu! Namun, yang paling mengejutkan adalah tatapan Hans dapat menembus benda padat hingga menembus pakaian ketat yang dikenakan wanita yang tinggal di lantai atas! Bisa dikatakan sekarang wanita itu sedang berlatih yoga dengan telanjang di depan matanya! Dia bahkan bisa melihat daerah rahasianya. Stimulasi visual ini membuat napas Hans berat dan jantungnya berdegap kencang. Glek! Mulutnya terasa kering. Hans menelan ludah dan buru-buru menutup mata karena malu. Namun, dia cepat-cepat membuka mata lagi lebih lebar dari sebelumnya. Pada saat ini pula, air liurnya menetes. Tentu saja, wajahnya juga tersipu malu. Hans terus berkonsentrasi sampai bisa melihat ke dalam tubuh wanita itu dengan jelas. Organ tubuhnya sangat sehat dan tidak ada kelainan apa pun. Wanita berusia 25 tahunan itu memiliki rambut pendek dan tubuh yang aduhai! Jika wanita itu mampu melakukan segala macam gerakan yoga yang sulit, saat di ranjang pasti lebih panas lagi. Di balik semua itu, Hans juga memperhatikan bahwa wanita itu punya tato di sekujur punggungnya. Tato bunga yang sangat besar berwarna warna biru dan merah yang indah. Hans tetap menyaksikan sampai wanita itu selesai berlatih yoga. Barulah dia mengalihkan pandangan meski merasa enggan. Dia bertanya-tanya. Mengapa bisa begini? Apa benar matanya bisa menembus beton? Hingga menembus langit-langit, melihat bintang dan bulan di langit, serta menembus tubuh manusia? Barusan dia mengukur, jarak pandangnya sekitar 20 meter. Penglihatannya bisa tembus pandang dalam jarak 20 meter, termasuk menembus beton! "Apa ini ada hubungannya sama mataku yang terluka?" Sekarang matanya masih terasa perih. Hans tidak tahu akan seperti apa. Apakah kondisi ini sementara atau permanen. Dia tidak tahu apa kemampuan ini akan hilang besok. Malam sudah larut. Hans yang terbaring di lantai yang dingin tiba-tiba tertawa. Dia baru saja dikhianati, lalu Dewa menganugerahinya mata yang bisa melihat segalanya. Jika penglihatan tembus pandang ini permanen, Hans akan membuat Isabell menyesal seumur hidup. Dia akan membuat David bersujud dan mempermalukan pria itu. Di tengah pemikirannya, tiba-tiba terdengar kegaduhan dari lantai atas. Hans kaget dan buru-buru memusatkan perhatian ke atas lagi. Dia langsung tersentak dan bangkit untuk duduk begitu melihat situasinya. Bulu kuduk tubuhnya merinding. Karena di tengah ruang tamu lantai atas, wanita cantik yang tadi berlatih yoga kini telah diikat! Ada dua orang pria mengenakan topi dan memegang pisau tajam sambil mencari-cari sesuatu. Meskipun wanita cantik itu sudah mengenakan baju tidur, tubuhnya yang diikat seakan tidak menyembunyikan apa-apa. Wanita itu tidak menangis atau meronta. Dia justru menampakkan sikap keras kepala dan dingin. Hans cepat-cepat berdiri setelah melihat ini. Tidak salah lagi, tetangganya mau diculik. Karena melihat kejadiannya, dia harus menyelamatkan. Hans mengambil pentung karet dari rak sepatu, lalu buru-buru menaiki tangga ke lantai atas. Pintu rumah tetangganya tertutup. Dia diam-diam mendekati ambang pintu dan sekali lagi, pandangan matanya menembus ke dalam.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.