Bab 468
"Aku … aku … "
Ophelia dengan panik mencoba menjelaskan, tetapi tiba-tiba dia melihat wajah tampan pria itu mendekat ke arahnya.
Lalu, dia mendengar suara serak Hunter yang berkata, "Sekarang, giliranku."
"Kamu ... Uh … "
Ucapan Ophelia disela. Berbeda dari ciumannya yang lembut di masa lalu, saat ini Hunter jelas jauh lebih ganas, seolah ingin melahapnya. Tangan yang merangkul pinggangnya terus mengencang.
Angin kencang disertai hujan deras melanda kota.
Akhirnya, Hunter juga menggigitnya dengan keras. Ophelia tidak mau kalah dan menggigitnya kembali dengan kuat. Sebuah ciuman yang baik di tengah gelora emosi, menjadi lebih bermakna.
Entah siapa yang pertama kali mengalah dan siapa yang pertama kali memulainya.
Semua itu terjadi begitu alami.
Seolah yang terjadi itu sangat wajar.
Keesokan harinya, ketika terbangun, ekspresi Ophelia sangat menarik.
Hunter mengagumi sejenak, sekaligus merasa lucu. Dia menatap mata Ophelia dan bertanya, "Apa kamu menyesal?"
Ophelia memelototinya. Meskipu
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link