Bab 221
Bi Nita hampir saja meneriakkan nama pembunuh suaminya agar bisa menolak kebaikan palsu Andy dan menghujani keluarga itu dengan cacian!
Untungnya, Om Beno segera masuk untuk menenangkan situasi. "Tenang, Bi Nita. Jangan sampai amarah ini merusak kesehatanmu sendiri. Aku sudah lama bekerja dengan Pak Umar dan aku turut berduka cita atas kematiannya."
Kemudian, Om Beno juga menenangkan pengawal yang ada di sana dan berkata dengan bijak, "Kita harus berempati, Bi Nita sedang berduka. Kehilangan orang yang dicintai bukanlah hal yang mudah. Cobalah untuk memahami reaksinya."
Begitu mendengar nasihat Om Beno, pengawal itu pun terdiam. Kemudian, dia membungkuk untuk mengumpulkan hadiah serta amplop yang berserakan di lantai.
Saat ini, Om Beno mendekati Bi Nita yang terlihat sangat terpukul karena kehilangan suaminya. Hanya dalam waktu dua hari, wanita itu tampak lebih tua dari biasanya. Dengan prihatin, Om Beno pun berkata, "Bi Nita, aku turut berduka cita. Kepergian Pak Umar memang sangat me
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link