Bab 169
Marco mengantar Sonia dan yang lainnya ke kursi utama dan duduk perlahan.
Melihat itu, semua tamu lain juga mulai mengambil tempat masing-masing.
Suasana di ruangan dipenuhi antisipasi untuk acara berikutnya.
Namun, pada saat ini, tatapan Marco tertuju pada Devan.
Orang lain pun ikut melihat ke arah yang sama.
Devan hanya berdiri di sana, tanpa menunjukkan reaksi apa-apa.
"Ah, aku baru sadar, ternyata masih ada satu orang yang belum duduk!"
"Tapi, meja kami sudah penuh!"
"Maaf, siapa dari para tamu terhormat ini yang bersedia memberinya tempat duduk?"
Dengan wajah polos, Marco bertanya pada semua orang di sekitarnya.
Namun.
Semua orang di sana bersikap acuh tak acuh, seolah ini bukan urusan mereka.
Tak ada yang mau terlibat.
Bagi mereka, Devan hanyalah seorang pelayan belaka.
Berada di meja yang sama dengan seorang pelayan adalah hal yang memalukan.
Betapa menjijikkannya itu!
Saat ini.
Devan berdiri tenang di tempatnya, dengan ekspresi yang datar.
Dia sama sekali tak peduli pada tatapa
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link