Bab 1 Pertemuan Pertama
Malam itu, turun hujan.
Suara hujan terdengar jelas di luar, meninggalkan jejak-jejak air di kaca jendela.
Di dalam sebuah kamar hotel yang remang-remang.
Dalam kondisi mabuk, Clara mendorong Ivan ke dinding. Lengannya yang putih dan ramping melingkar di leher Ivan.
Ivan menatap wanita yang berada dalam dekapannya. Kedua mata Ivan yang berwarna kecokelatan menyiratkan ekspresi yang sulit ditebak.
Ivan memegang dagu Clara. Dengan suara pelan dan serak, Ivan bertanya, "Kamu tahu aku siapa? Beraninya kamu menggodaku?"
Cahaya lampu yang redup menyorot ke wajah kecil Clara. Kulitnya yang putih memancarkan rona merah muda, menambah pesona yang memikat.
Di bawah hidung Clara yang mancung, ada bibir kemerahan. Clara juga memiliki sepasang mata yang jernih, yang membuatnya makin menawan.
Ivan merasakan tenggorokannya tercekat, tubuhnya terasa panas, dan darah dalam tubuhnya bergejolak.
Setelah bertahun-tahun, Ivan merasa hidupnya sangat membosankan. Ini pertama kalinya, dia tertarik pada seorang wanita.
Selain itu, Ivan suka dengan kedekatan dan sentuhan dari Clara.
Saat ini, Clara hilang kendali karena pengaruh obat.
Melihat pria itu tidak merespons, Clara mulai melepaskan pakaian pria itu.
"Aku nggak tahan ... "
Ivan segera meraih tangan Clara yang tidak mau diam. Rahang Ivan yang menegang menunjukkan bahwa dia berusaha mengendalikan dirinya.
"Mau kubantu?"
Clara berjinjit, kemudian mencium bibir Ivan.
Ciuman ini membuat hati Ivan bergetar.
Ivan menghirup aroma wangi dari tubuh Clara. Aroma itu membuat pertahanan diri Ivan runtuh.
"Oke. Setelah kamu sadar nanti, jangan menyesal, ya."
Ivan memegang belakang leher Clara dengan lembut sambil memejamkan mata.
Ivan mencium bibir lembut Clara. Kali ini, Ivan yang lebih agresif.
Napas mereka saling beradu. Mereka berciuman dengan penuh gairah.
Ivan memegang pinggang Clara dengan erat. Sentuhan ini makin menggoda Clara untuk mengeksplorasi lebih dalam.
Mereka berciuman dengan penuh gairah. Akhirnya, keduanya menjatuhkan diri ke atas kasur.
Suasana terasa makin intim, pakaian mereka pun sudah berserakan di lantai.
Pemandangan ini terlihat samar dari luar kaca jendela yang tertutup embun hujan.
Sementara dari dalam kamar, pemandangan ini terlihat sangat menakjubkan.
...
Esok harinya.
Setelah hujan reda, sinar matahari yang menyilaukan masuk melalui jendela.
Sambil mengernyit, Clara menghalangi sinar matahari yang menyilaukan itu dengan lengannya.
Clara perlahan membuka matanya.
Begitu menyadari dirinya berada di tempat asing, Clara merasa terkejut.
Clara perlahan mengingat satu per satu kejadian yang terjadi semalam.
"Tadi malam ... "
Clara melihat tubuhnya di balik selimut.
"!!!"
Seketika itu juga, Clara langsung duduk di kasur.
Karena gerakannya terlalu cepat, pinggangnya terasa sakit.
"Aduh!"
Clara memegang pinggang sambil menahan sakit.
Seingat Clara, tadi malam dia membuat janji temu dengan Joshua Wongso, Wakil Direktur Grup Mandala di Hotel Royal untuk membahas kontrak kerja sama.
Setelah meminum dua gelas anggur, Clara merasakan reaksi yang aneh di tubuhnya. Pada saat itulah, Joshua menunjukkan niat jahatnya.
Karena merasa terancam, Clara memukul kepala Joshua dengan botol, kemudian melarikan diri.
Lalu ...
"Sudah bangun?"
Tiba-tiba, terdengar suara seorang pria yang membuyarkan pikiran Clara.
Clara menoleh ke arah suara itu.
Dia menatap Ivan yang tampan, tetapi memiliki ekspresi yang dingin.
Sorot mata Ivan seolah-olah bisa membaca pikirannya. Selain itu, ekspresi dingin pria itu membuat orang tidak berani mendekatinya.
Hidung Ivan mancung, bibirnya tipisnya terkatup rapat. Dalam kondisi diam pun, pria itu terlihat berwibawa.
Setelan jas biru tua klasik yang Ivan kenakan, tidak hanya menonjolkan bentuk tubuhnya yang tegap, tetapi juga menonjolkan sosok maskulinnya.
Melihat pria yang berada di hadapannya adalah Ivan, Clara merasa sangat terkejut.
Ivan ... Ivan Sanjaya!
Pak Ivan Sanjaya!
Ternyata pria yang bersamanya semalam ... adalah Ivan!
Ivan Sanjaya, seorang pengusaha sukses.
Tidak hanya sebagai Kepala Keluarga Sanjaya, yang dikenal sebagai "Keluarga Terkuat di Kota Seroja", Ivan juga pemilik Grup Arjuna. Orang-orang menjuluki Ivan sebagai "Penguasa Bisnis yang Ditakuti".
Ivan sangat kuat dan tegas, sehingga membuat pria itu menjadi sosok yang ditakuti.
Ada rumor yang mengatakan bahwa Ivan adalah orang yang berhati kejam.
Siapa pun yang berani menyinggungnya, akan menerima konsekuensi yang berat.
"Gawat!"
"Setelah kejadian semalam, jangan-jangan pria itu akan ... "
"Mau menatapku sampai kapan?"
Pertanyaan Ivan membuyarkan pikiran Clara sekali lagi.
Nada suara pria itu masih dingin. Pria itu tidak menunjukkan keramahan sedikit pun.
Clara segera mengalihkan pandangan dan membungkus tubuhnya dengan selimut.
Sambil merapikan dasi, Ivan melihat ke arah tulang selangka Clara.
Bekas ciuman terlihat jelas di tulang selangka Clara dan menjadi bukti betapa brutalnya permainan mereka semalam.
Ekspresi Ivan berubah menjadi serius. Ivan mengatakan dengan tegas, "Mandilah. Setelah itu, kita perlu bicara."
Setelah itu, Ivan keluar kamar.