Bab 108
Giany langsung mengakhiri panggilan telepon. Hanya Yoana yang akan memandang sampah seperti Denis sebagai harta.
Giany kembali ke kamar Walace. Alhasil, lampu di dalam kamar sudah dipadamkan.
Giany sedang ragu mau keluar atau tidak dan mencari tempat untuk tidur. Tiba-tiba, angin berembus dari balkon. Barulah Giany sadar Walace tidak berbaring di kasur, melainkan berdiri di balkon.
Giany sudah mencium bau rokok sebelum mendekat ke sana.
"Pak Walace, bukankah merokok nggak baik untuk kakimu?"
Bukankah kaki Walace sedang dalam masa pemulihan?
Giany tidak dapat membaca ekspresi di wajah Walace karena lampu di halaman luar yang remang. Akan tetapi, Giany dapat merasakan kesuraman di mata Walace, seperti hasrat yang membara dan penantian dalam diam. Hati Giany sangat tersentuh.
Mungkin Walace sedang sedih setelah berziarah ke makam Nona Keluarga Carson.
Giany hanya berdiri di samping, tidak tahu harus berkata apa.
Aura Walace sangat samar. Keberadaannya seperti embusan angin yang tidak dapa

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link