Bab 106
Giany berhenti di tempat dan merinding. Giany curiga dia salah mendengar.
Namun, Rumi berjalan dengan cepat ke arah Giany dan mengancamnya dengan suara bisikan.
"Kamu harus tinggal. Kalau nggak, aku akan terus mencari masalah denganmu dan Walace nggak akan bisa melindungimu."
Tatapan mata Rumi hitam kelam. Mana mungkin teman Walace adalah orang biasa?
Giany membeku di tempat. Hatinya terasa getir.
Untungnya, Walace memihak pada Giany. "Rumi, sudah waktunya pulang."
Rumi berbisik lagi di telinga Giany, "Tinggal. Kalau ketahuan kamu kabur, aku akan patahkan kakimu saat kita bertemu lagi."
Berengsek! Pria ini sungguh tidak masuk akal!
Giany ingin sekali membantah dan mengacungkan jari tengah pada Rumi, tetapi dia tidak berani!
Giany tersenyum, lalu bergegas berlari ke sisi Walace.
"Pak Walace, biarlah aku tinggal untuk merawatmu. Aku pandai dalam melakukannya!"
Giany tahu betul mana yang lebih penting antara kehilangan muka dan nyawa.
Rumi sangat puas dengan kesadaran diri Giany. Rumi mel

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link