Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 1

"Yasmin Hanum." "Putri tunggal keluarga terkemuka di ibu kota! Ketua Direksi Grup Hanum, salah satu dari 50 perusahaan terbesar di dunia!" "Putri genius dari Hogadar!" "Sepuluh tahun yang lalu, Yasmin bergabung dengan organisasi. Lima tahun yang lalu, dia menjadi pembunuh nomor satu di dunia!" "Empat tahun yang lalu, menjadi profesor terbaik di kedokteran kelas dunia!" "Tiga tahun yang lalu, menjadi peringkat pertama di daftar peretas internasional!" "Dua tahun yang lalu, menjadi juara pembalap internasional!" "Satu tahun yang lalu, mendirikan Organisasi Himanshu dan mengalahkan juara bela diri Asia Tenggara. Memimpin seluruh negara dalam satu malam, mendirikan organisasi rahasia!" " ... " "Hari ini, pukul tiga dini hari. Yasmin meninggal karena kecelakaan pesawat! Usianya hanya 19 tahun!" Kabar buruk yang mendadak ini terjadi pada pukul 09.19 pagi ini. Dengan cara yang paling menggemparkan, mengguncang berbagai negara di seluruh dunia! Yasmin Hanum ... Mati? Apa gadis yang membuat seluruh dunia gentar itu sudah mati? ... "Yasmin!" Yasmin ... Yolanda ... 'Siapa!' 'Siapa yang memanggilku?' Sepasang mata yang penuh dengan keganasan tiba-tiba terbuka. Rasa sakit di sekujur tubuhnya membuat gadis itu tidak tahan dan memijat dahinya. Namun, selanjutnya ... Pandangan Yasmin bertepatan dengan sepasang tangan yang gemuk ... Tidak! Ini bukan tangannya! Tangannya ramping. Meskipun sering memegang senjata, tangannya terawat dengan putih dan ramping ... "Ini di mana?" "Sst!" Pikiran dipenuhi dengan informasi yang menyerang secara mendadak. "Aku Yolanda Hartanto! Gadis nakal yang dikirim ke Lembaga Pembinaan Remaja oleh orang tuaku karena mencuri ... " Dia adalah Yolanda Hartanto. Putri keluarga Hartanto di Kota Jarga! Sejak kecil, Yolanda berpenampilan cantik dan sangat cerdas. Saudari kembarnya, Yulia, merasa sangat cemburu dan membencinya. Demi merebut kasih sayang orang tua, Yulia memfitnah Yolanda. Membuat Yolanda menjadi anak yang paling nakal di mata orang tua. Berkelahi, bolos, pacaran, mencuri, semua dilakukan Yolanda. Karena hasutan adiknya, orang tuanya mengirim Yolanda ke Lembaga Pembinaan Remaja. Dia ditahan selama tiga tahun penuh! Bagus, bagus sekali! Yulia Hartanto. Yasmin ingat dendam ini, dia akan membalaskan dendam Yolanda kepada Yulia! "Yolanda." "Keluargamu datang jemput kamu pulang." Suara dingin dari pengurus membuat Yasmin tersadar dari lamunan. Tatapannya yang dingin mulai memeriksa sekeliling. Ruang pengawasan yang sederhana dan tua. Di atas meja kayu terdapat bubur panas yang baru saja diantarkan. Satu pandangan! Hanya sekali pandang. Yasmin tahu bahwa bubur ini ada racun. Itu adalah racun kronis yang berasal dari luar negeri. Karena racun menumpuk selama bertahun-tahun, orang yang mengonsumsinya akan mengalami obesitas. Wajahnya akan penuh dengan jerawat dan pasti meninggal dalam tiga tahun! Hari ini adalah tahun ketiga Yolanda masuk ke Lembaga Pembinaan Remaja! "Sekarang tanggal 20 Agustus pukul 10 pagi, laporan darurat nasional!" "Pada pukul 12.03 dini hari kemarin, terjadi ledakan pada pesawat pribadi HY0921. Menurut penyelidikan ... " "Korban adalah putri keluarga terkaya pertama di ibu kota, keluarga Hanum! Dia adalah direktur termuda dari Grup Hanum, yang hanya berusia sembilan belas tahun ... " Di ruang tunggu Lembaga Pembinaan Remaja, terdengar suara laporan berita dari televisi. Yasmin berbalik. Mata yang dingin dan sunyi itu jatuh di layar TV, terlihat lokasi kecelakaan pesawat. Empat pemuda bertubuh langsing berdiri di atas reruntuhan. Mereka membongkar puing-puing pesawat dengan penuh kemarahan, sambil terus-menerus memanggil nama gadis itu. "Yasmin ... " "Jangan takut, Kak Sergio sudah datang ... " "Kamu nggak akan mati, kamu nggak akan tinggalkan Kak Sergio ... " Yasmin memiringkan kepalanya, pupil matanya yang tenang terlintas sedikit bergejolak. Dia tersenyum dengan acuh tak acuh, lalu berkata dengan lembut. "Kak Sergio." "Aku belum mati." "Tunggu aku pulang!" Selesai berbicara, Yasmin berbalik dan pergi bersama ketua pelayan yang datang menjemputnya dari Lembaga Pembinaan Remaja. Tepat ketika dia berbalik! Di layar televisi tiba-tiba muncul sesosok yang dingin, di jarak beberapa ratus meter dari puing-puing pesawat. Matanya yang tajam dan gelap memandang orang-orang yang sedang mencari mayat Yasmin di reruntuhan. Tiba-tiba, dia menekan dadanya, Ada sedikit rasa lega dan kasih sayang di matanya. "Hatiku nggak terasa sakit." "Kamu masih hidup." "Baguslah kalau masih hidup." "Aku akan menemukanmu." ... Keluarga Hartanto saat ini. Bu Nina duduk di sofa dengan wajah yang suram. Dia tersenyum paksa, sambil menatap Bu Sudibyo yang ada di seberang sofa. "Bu Nina, aku dengar putri sulungmu Yolanda yang ditahan di Lembaga Pembinaan Remaja sudah dibebaskan? Kenapa kamu nggak jemput dia?" Bu Sudibyo sengaja berkata demikian! Keluarga Sudibyo lebih tinggi kelasnya daripada keluarga Hartanto. Namun, putri kedua keluarga Hartanto, Yulia Hartanto, jauh lebih unggul dari putri Bu Sudibyo. Beberapa tahun ini, Bu Nina selalu menjadi perhatian orang-orang karena Yulia lebih unggul dari putri Bu Sudibyo. Namun, hari ini dia mendengar Yolanda yang tidak berguna itu sudah dibebaskan! Dia sengaja pergi ke kediaman keluarga Hartanto pagi-pagi sekali hanya untuk mengejek Bu Nina. "Sudah suruh kepala pelayan yang jemput kok." Bu Nina tetap tersenyum. "Yulia akan pergi les, aku nggak bisa temani kamu. Bagaimana kalau Bu Sudibyo ... " "Nggak apa-apa, aku tunggu kamu." Bu Sudibyo seperti tidak mendengar maksud Bu Nina, lalu melanjutkan sambil tersenyum, "Lagi pula, aku sudah tiga tahun nggak bertemu Yolanda." "Anak ini dulu nggak belajar dengan baik, mencuri dan berkelahi. Dia ditahan di Lembaga Pembinaan Remaja selama tiga tahun, entah ada berapa banyak perubahan!" Menyindir! Ini adalah sindiran yang secara terang-terangan! Bu Nina merasa malu. Ketenarannya karena memiliki seorang putri yang cantik, semuanya akan hancur karena Yolanda yang tidak berguna. "Citt ... " Suara rem yang halus itu terdengar oleh Bu Nina. Dia segera bangkit dan keluar ke pintu gerbang rumah. Ketika melihat Yolanda yang jelek dan gemuk, Bu Nina merasa sangat benci. "Nyonya, Nona Yolanda sudah pulang." Bu Nina bahkan tidak melirik Yolanda sedikit pun, seolah-olah Yolanda bukan anak kandungnya. Dia sedikit menoleh ke arah kepala pelayan dan berkata. "Di rumah sedang ada tamu, jangan lewat pintu depan." "Kepala pelayan, bawa Yolanda masuk dari pintu belakang. Jangan sampai Bu Sudibyo lihat penampilannya yang menyeramkan ini!"
Previous Chapter
1/100Next Chapter

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.